Senin, 30 Januari 2012

5 tipu daya Jin pada Anak Indigo


Sejak manusia dilahirkan syetan sudah memulai gangguannya dan memaklumkan peperangan yang tidak mengenal damai dan limit. Inilah peperangan berkepanjangan yang hanya akan berakhir dengan berakhirnya kehidupan manusia dan makhluk lainnya di dunia ini. Rasulullah SAW. bersabda: “Setiap anak Adam yang dilahirkan akan ditusuk kedua sisinya oleh syetan dengan kedua jari (telunjuknya) kecuali lsa bin Maryam, dia menusuknya, tetapi hanya mengenai ari-arinya.” (HR. Bukhori).

Seorang anak belum masuk mukallaf apalagi bila masih dalam usia balita. Dia belum terbebani dengan kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan, bahkan ia belum tahu kalau harus melawan musuh bebuyutan yang tidak nampak dan tak kenal kompromi yaitu iblis dan sekutunya. Dalam hal ini ia masuk dalam kategori obyek yang pasif, belum bisa membela dirinya apalagi melawan musuh. Karena itu orang tua harus tanggap, sigap dan waspada sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah dan istri lmron. Mereka membacakan do’a-do’a perlindungna kepada anak-cucunya. Baik ketika mau melakukan hubungan suami istri atau ketika menyambut kehadiran si jabang bayi dan juga ketika masih dalam usia kanak-kanak.

Orang tua harus pro aktif dengan mengajarinya do’a-do’a atau membacakan atas diri mereka ruqyah syar’iyah seperti yang pernah dilakukan Rasulullah terhadap keluarganya. Karena musuh yang kita hadapi tidak terlihat oleh pandangan mata dan tidak bisa kita deteksi dengan panca indra, maka yang bisa kita lakukan hanyalah mengenal dan memahami tanda-tanda yang tampak dari perilaku anak-anak kita. Dan sudah seharusnya kita memahami gelagat-gelagat musuh kita serta strategi-strategi yang mereka gunakan dalam melancarkan serangan dan gangguan terhadap anak-anak kita.

Syetan itu sangat licik dan sangat keji. Sedikit saja kesalahan yang kita lakukan akan bisa mengganggu eksistensi mereka dan keturunannya atau menyebabkan kematian anak-anak mereka dengan tidak sengaja. Ketika kita membuang air panas misalnya, maka syetan akan menaruh dendam dan menuntut balasan yang setimpal, bahkan lebih sadis dan keji.

Adapun gangguan iblis dan kroni-kroninya terhadap anak-anak itu banyak ragam dan fariasinya. Dan itu semua dapat kita kenali dari berbagai kasus yang menimpa anak-anak, atau dari referensi-referensi yang tertulis di buku-buku yang menjelaskan masalah tersebut, atau fakta-fakta yang kita dapatkan dalam keseharian kita ketika berinteraksi dengan masyarakat. Tim Ruqyah Majalah Ghoib sendiri sudah berkali-kali menerima keluarga yang anak-anak mereka terganggu oleh jin (yang dikira anak indigo)

Berikut ini, di antara gangguan yang sering terjadi pada anak-anak.

1. Gangguan pada mata anak indigo.

Anak indigo yang terganggu matanya akan mampu melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh manusia pada umumnya. Dia melihat kehadiran makhluk lain di tengah komunitas perkumpulannya, bahkan dalam kesendiriannya ia berkomunikasi dan bercanda dengan makhluk tersebut. Oleh sebab itu anak yang terkena gangguan sejenis ini lebih suka menyendiri dan menikmati keterasingan dirinya dari khalayak ramai. Dia tidak suka kalau ada teman-teman yang menemaninya, kalaupun mau bergaul juga akan terlihat canggung dan tidak bersahabat, tatapannya hampa, penglihatannya kosong, sering melamun dan larut dalam halusinasi.

Rasulullah SAW. pernah meruqyah seorang anak yang terganggu matanya, sehinga tampak sorotan matanya yang ganjil dan tatapannya yang bias tidak terarah. Setelah anak itu dihadapkan ibunya kepada Rasulullah, dan punggungnya dihadapkan ke muka Rasulullah maka beliau memukul punggungnya dengan keras sambil berkata: “Keluarlah hai musuh Allah, keluarlah hai musuh Allah.” kemudian anak itu menatap dengan pandangan yang sehat tidak seperti pandangan sebelumnya. Lalu Rasulullah mendudukkannya di hadapannya seraya berdo’a untukryra kemudian mengusap wajahnya. (HR. Turmudzi).

Tim Ruqyah Majalah Ghoib juga pernah kedatangan seorang anak Indigo yang sering dimanfaatkan oleh salah satu stasiun televisi untuk mendeteksi kehadiran dan keberadaan jin di acara mistis, ketika anak itu berbaring dan mendengar alunan ayat-ayat Al-Qur’an, tak berapa lama ia langsung meloncat ketakutan, menurut penglihatannya ada gondoruwo yang besar sedang duduk di atas dadanya (yang jadi khodam anak tersebut tanpa dia sadari).

Maka waspadalah bila Anda mempunyai anak yang bisa melihat jin di sekitarnya, karena itu bukanlah suatu kelebihan atau keistimewaan seperti yang dipahami dan diyakini oleh kebanyakan orang. Justru itu merupakan kelainan dan gangguan yang membutuhkan pengobatan, agar kondisinya kembali normal seperti anak-anak lainnya. Allah menegaskan, “Sesungguhnya ia dan pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihatnya.” (QS. Al-A’raf: 27). Berkaitan dengan ayat tersebut lmam Syafi’i mengatakan, “Barangsiapa yang mengaku melihat jin (dalam bentuk aslinya) maka kami katakan kesaksiannya tidak syah, kecuali orang tersebut seorang nabi.” (Fathul Bari 6/423).

Seperti diketahui, termasuk kesaksian yang tertolak ialah kesaksian seorang pembohong. Walhasil, secara tidak langsung lmam Syafi‘i mengatakan bahwa orang yang mengaku bisa melihat jin adalah pembohong besar.

2. Gangguan pada telinga anak indigo

Anak yang terganggu telinganya akan mendengar bisikan-bisikan yang mengiang samar atau terdengar jelas di gendang telingnya. Biasanya bisikan itu bersifat profokatif dan negative, seperti mencegah seseorang ketika ingin berbuat kebajikan atau sebaliknya menyuruh anak tersebut berbuat nekat yang destruktif, sehingga membahayakan anak tersebut dan mengancam ketenangan orang lain. Bisikan-bisikan itu akan memprogram dan mendalangi perilaku anak tersebut, sehingga lakunya akan kelihatan asing, aneh dan nyeleneh.

Syaikh Muhammad Ash-Shayyim, seorang ulama al-Azhar Mesir pernah meruqyah anak yang terkena gangguan di telinganya, ia senantiasa dibisiki bahwa ia akan mati sekarang juga, sehingga ketakutan dan kecemasan selalu menyelimuti kehidupannya. la selalu didikte oleh jin penganggu dengan mengatakan: “Janganlah kamu melakukan ini dan itu karena pasti kamu akan mati.”

Kemudian syaikh Muhammad Ash-Shayym mengatakan kepada anak itu bahwa setiap makhluk hidup pasti akan mati, janganlah takut menghadapinya karena ajal telah ditentukan Allah. Dan yang menimpa dirinya adalah was-was yang dibisikkan oleh syetan agar ia lalai berdzikir kepada Allah, disebabkan oleh kecemasan yang selalu menggelayut di perasaannya. Banyak berdzikir dan jagalah kesucian dengan menjaga wudlu serta memperbanyak membaca ayat-ayat perlindungan.

Anak yang mengalami gangguan ini akan terlihat perubahan yang drastis pada sikapnya, yang tadinya ceria akan kelihatan murung dan pendiam, mengalami gangguan ketika mau tidur, sehingga jam istirahatnya tidak teratur dan susah jika ingin tidur. Akhirnya berat badannya turun dari hari ke hari. Gangguan seperti itulah yang pernah dialami anak berumur lima tahun dari Cakung dan pernah datang ke kantor Majalah Ghoib. Setelah diruqyah oleh ustadz Junaedi Lc, anak itupun menggeliat-geliat dan berusaha mematikan tape yang sedang memutar kaset ruqyah. Tapi akhirnya berangsur-angsur dia meniadi tenang dan senang. Sang ibu pun tersenyum syukur kepada Allah yang telah memberikan kesembuhan kepada anaknya.

3. Sering menangis dan rewel

Anak anda atau anak yang diyakini aindigo yang sering menangis dan rewel, terutama di malam hari kemungkinan ada unsur gangguan jin pada dirinya. Entah dia melihat sesuatu yang menyeramkan atau terlintas olehnya bayang-bayang yang menggoda dan menakut-nakutinya. Atau bisa juga dia mendengar bisikan-bisikan yang bernada ancaman yang menganggu ketenangan tidurnya. Tim majalah Ghoib pernah menangani seorang anak yang baru berumur empat bulan dari Tebet. Jika malam tiba ia menangis terus menerus yang mengganggu istirahat orangtua dan masyarakat sekitarnya. Begitulah cerita ibu anak tersebut.

Ketika ditanya oleh ustadz Junaedi tentang jimat-jimat yang dimiliki untuk menjaga anak tersebut, si ibu mengaku terus terang bahwa anak bayi itu dikasih keris oleh kakeknya untuk menjaga cucunya yang tercinta. Kemudian keris itu pun dibacakan ayat kursi dan dibakar kemudian dibuang. Dengan izin Allah anak itu menjadi tenang dan tidak banyak menangis. lstirahatnya di malam hari pun menjadi normal sebagaimana bayi-bayi seusianya.

4. Syaraf otaknya terganggu dan menyebabkan ia seperti orang gila

Syetan masuk ke tubuh manusia melalui peredaran darah, begitulah cara mereka mengganggu manusia seperti yang diberitakan Rasulullah. Karena yang diserang adalah organ yang punya jaringan ke otak. Akhirnya jaringan itu mengalami penyumbatan, akibatnya si penderita akan kehilangan rasa dan perasaannya secara total. Begitulah analisis dr. Ahmad Shabahi tentang kesurupan/gangguan jin pada manusia ditinjau dari sisi medis. Anak yang mengalami gangguan pada otaknya akan linglung, bicaranya tidak terarah ngalor-ngidul dan kadang-kadang tidur di sembarang tempat.

Kondisi ini sepintas mirip dengan anak autis yang kadang bicara sendiri dan cenderung ngaco atau anak penderita ADD/ADHD (gangguan kekurangan perhatian/gangguan hiperaktif dan kekurangan perhatian).

Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa seorang sahabat meruqyah pasien yang gila, ketika pasien terebut sembuh dengan izin Allah, sahabat tersebut diberi seratus ekor kambing oleh keluarganya. Lalu sahabat tersebut bercerita kepada Rasulullah. Rasulullah membenarkan apa yang ia perbuat, karena ruqyah yang dibacanya adalah ruqyah syar’iyah yaitu dengan membaca surat al-Fatihah. (lihat sunan Abu Dowud bab ath-Thibb no 19). Rasulullah sendiri juga pernah meruqyah anak yang terkena gangguan jiwa (gila). Rasulullah menggertak (jin yang berada di jasad) anak tersebut: “Keluarlah hai musuh Allah, aku adalah Rasulullah.” Lalu anak itu pun sembuh. (Sebagai perwujudan rasa syukurnya) ibunya memberi Rasulullah dua ekor kambing, sedikit samin dan susu.” (HR. lmam Ahmad).

5. Anak Indigo Mengobati orang yang sakit

Kita sering mendengar cerita, bahwa disuatu tempat (daerah) ada tabib yang bisa mengobati berbagai macam penyakit. Tabib itu belum pernah kuliah difakultas kedokteran, juga belum pernah menjadi asisten dokter sehingga bisa belajar dari pengalaman hasil interaksinya dengan dokter tersebut. Bahkan dia juga belum pernah menelaah buku-buku kedokteran. Justru ilmu-ilmu yang dikuasainya adalah ilmu instan praktis yang diperolehnya secara tiba-tiba. Orang-orang daerah (kampung) sering menyebut mereka dengan ‘Dukun Tiban’ dan lebih mengejutkan lagi ternyata di antara dukun tiban itu adalah anak yang masih belia, bahkan ada yang masih balita.

Ada anak kecil yang diklain indigo bisa mengobati? ltulah realita yang sering kita dengar terutama di masyarakat pedesaan. Dengan akal sehat, kita tidak bisa menerima fenomena tersebut. Darimana seorang balita belajar pengobatan? Baiklah. Mari kita simak penuturan ulama terkenal lmam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitab Luqothul Marjan. Ketika Zaid bin Wahb berperang di suatu jazirah, di malam hari didatangi seorang laki-laki yang berjanji akan mengajarkan ilmu kedokteran dengan mengatakan: “Apabila seseorang yang sakit menyebutkan penyakitnya kepadamu, maka apa yang terlintas di hatimu bahwa itu obatnya, maka benar-benar itu obatnya.”

lmam Suyuthi menyebutkan bahwa jin telah mengajari manusia tentang ilmu pengobatan. Dan lbnul Jauzi menceritakan bahwa ketika Abu Ali adz-Dzahaq berada di Naisabur untuk berdakwah, tiba-tiba ia terkena penyakit mata. Pada suatu malam ia bermimpi ada seseorang yang masuk kamarnya. Dia mengabarkan bahwa ada sekelompok jin hadir dalam majelisnya, mereka tidak ingin Abu Ali pulang karena penyakit mata yang diderita. Padahal jin-jin tersebut baru mulai belajar, lalu orang tersebut mengusap matanya. Ketika Abu Ali terbangun dia tidak merasakan sakit mata lagi. Begitulah lmam Suyuthi menceritakannya di halaman lain dalam kitab yang sama dengan tema “Jin Mengobati Manusia”.

Lalu siapa yang mengajari dukun-dukun tiban yang di antaranya masih balita? Maka waspdalah bila anak Anda tiba-tiba bisa mengobati orang sakit dan diyakini sebagai anak indigo? Padahal sebelumnya belum pernah belajar ilmu pengobatan atau kedokteran. Karena itu bukanlah kelebihan tapi kelainan yang disebabkan gangguan jin, dan yakinlah jin tidak akan membantu manusia kecuali ada pamrih dan niatan yang jahat.

Itulah beberapa gangguan yang sering terjadi pada diri anak-anak. Keberadaannya yang belum mengerti arti kehidupan, belum mengetahui adanya permusuhan abadi dan peperangan yang tak kenal kompromi dengan syetan, telah dijadikan obyek kedzaliman. Mereka juga bisa menjadi sasaran dendam atas kekesalan dan keputus-asaan karena kegagalan syetan untuk mngganggu orang tuanya. Gangguan tersebut timbul karena kedzaliman jin atau karena kejahatan manusia yang yang memanfaatkan jin untuk mengganggu anak-anak tersebut.

Semoga Allah melindungi kita dan keluarga dari gangguan syetan yang terkutuk. Amin.

Ghoib Ruqyah Syar’iyyah

Sumber : Majalah Ghoib Edisi 9/1

Waspada Gangguan Syetan Pada Anak


Rasulullah memberitahukan kepada kita dalam sabdanya, “Setiap anak Adam akan diganggu syetan ketika dilahirkan oleh ibunya kecuali Maryam dan anaknya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Anak adalah karunia Allah yang paling berharga bagi kedua orang tuanya. Anak juga amanah bagi orangtua yang harus dipertanggungjawabkan di depan Allah. Anak adalah buah hati belahan jiwa, obyek orang tua untuk mencurahkan kasih sayang dan membangun harapan yang dapat meneruskan visi dan misi orangtua dalam kancah kehidupan ini. Sebagaimana anak juga merupakan investasi masa depan kedua orangtuanya untuk kepentingan kehidupan orangtua di akhir hayatnya dan di kehidupan kahirat kelak. Maka dari itu, orangtua harus memelihara, merawat, membesarkan, menyantuni dan mendidik anak-anaknya dengan tanggung jawab penuh dan kasih sayang tulus.

Dalam perjalanan melaksanakan tugas tersebut, tidak jarang orangtua mengahdapi permasalahan yan gpelik, kejadian yang rumit dan kondisi yang sulit. Setiap orangtua akan merasa resah dan gelisah bila pertumbuhan anaknya tidak stabil dan kesehatannya terganggu. Apalagi bila kondisi fisiknya tidak normal. Atau ada kelainan-kelainan yang mengganggu proses pertumbuhan.

Pertanyaannya, mungkinkah gangguan fisik atau non fisik yang menimpa nak-anak itu ada campur tangan syetan sebagai musuh abadi manusia di dunia ini? Apakah gangguan-gangguan tersebut merupakan gangguan syetan yang sedari dulu menaruh dendam kepada Adam dan anak cucunya?

Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang sarat dengan keghoiban seperti di atas membutuhkan referensi yang tepat dan akurat. Dalam hal ini hanyalah Al-Qur’an dan Sunnah yang bisa kita jadikan sebagai referensi yang benar.

Allah menceritakan kepada kita sosok orangtua yang bertanggung jawab terhadap anak keturunannya, yaitu pasangan Imron bin Yasyim dan Hannah binti Faqud yang tertuang dalam surat Ali Imron. “Maka tatkala istri Imron melahirkan anaknya, dia pun berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan – dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya – dan anak laki-laki tidaklah seperti nak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta keturunannya kepada Engkau (Allah) daripada syetan yang terkutuk.” (QS. Ali Imron: 36). Istri Imron divonis kebanyakan orang sebagai istri yang mandul. Padahal ia sangat berkeinginan untuk memiliki seorang anak. Dia terus memanjatkan do’a kepada Sang pencipta makhluk jagat raya ini. Ketekunan dan keyakinannya akan kekuasaan Allah akhirnya membuahkan hasil. Allah mengabulkan do’anya, dia hamil di usia senja, betapa gembiranya sosok calon ibu tersebut. Ketika dia melahirkan ternyata bayi yang dilahirkanya itu berjenis kelamin perempuan dan diberi nama “Maryam” yang berarti “Pelayan Tuhan”. Lalu dia berdo’a untuk untuk mohon perlindungan kepada Allah atas anaknya (Maryam) dan keturunannya (Isa) dari gangguan syetan. Allah pun mengabulkan permohonannya.

Rasulullah memberitahukan kepada kita dalam sabdanya, “Setiap anak Adam akan diganggu syetan ketika dilahirkan oleh ibunya kecuali Maryam dan anaknya.” (HR. Bukhori-Muslim).

Istri Imron mengajatkan kepada kita akan pentingnya pernjagaan anak sejak dini, yaitu dengan berdo’a kepada Allah untuk perlindungan anaknya Maryam. Lantunan do’a tersebut merupakan ungkapan tanggung jawab ibu dengan menyerahkan keselamatan anaknya kepada yang menciptakannya yaitu Allah. Ia berharap agar Allah senantiasa menjaga dan melindungi anak dan keturunannya dari gangguan dan jerat-jerat syetan yang terkutuk. Begitulah penjelasan Sayyid Qutb dalam Tafsir fi Dzilalil Qur’an.

Bahkan Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk mengambil tindakan pencegahan lebih dini lagi, yaitu menyuruh kita (para suami-istri) apabila mau melakukkan hubungan suami-istri agar berdo’a terlebih dahulu. Beliau bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya, hendaklah berdo’a: “Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari syetan dan jauhkanlah syetan dari (keturunan) yang Engkau kanruniakan kepada kami.” Kalaupun keduanya ditakdirkan untuk mempunyai anak, maka anak tersebut tidak akan diganggu oleh syetan selamanya.” (HR. Jama’ah kecuali Nasa’i)

Maksud dari “lan yadhurrohu” dalam redaksi hadits tersebut artinya “tidak akan diganggu” tidak meliputi semua jenis gangguan dan tidak berarti di ma’shum (terjaga dari dosa). Karena perlakuan tersebut hanya khusus bagi para nabi dan rasul. Dan juga tidak berarti dia terjaga dari semua maksiat. Namun ada yang mengatakan dia akan aman dari kesurupan, ada juga yang berpendapat jasadnya tidak akan diganggu komitmennya dalam beragama. Sedangkan Mujahid menafsirkan: “Syetan tidak akan menyertai suami dalam menggauli istrinya.” (Nailul Author 3/183)

Tafsiran manapun yang kita pilih, dalil di atas memberitahukan kepada kita bahwa gangguan syetan itu ada dan tidak mengada-ada. Istri setelah melhirkan hendaknya langsung meminta perlindungan kepada Allah untuk anak yang tercinta. Demikian juga tips yang diberikan rasulullah kepada pasangan suami-istri yang mau berhubungan. Semunya merupakan penjagaan sedini mungkin karena syetan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun untuk mendakwahkan kesesatan dan menebar jarring-jaringnya kepada anak cucu Adam.

Karena itulah, ketika kedua cucunya lahir (Hasan dan Husein) Rasulullah langsung meruqyah dengan melantunkan adzan ke telinga keduanya dan mengiqomatinya, serta berdo’a kepda Allah dengan do’a perlindungan: “Aku berlindung kepada Allah untukmu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala (gangguan) syetan, binatang yang berbisa dan pandangan mata yang menimpanya (yang akhirnya mengakibatkan sakit.” (HR. Bukhari) dalam riwayat Abu Dawud Rasulullah menambahkan: “Bapak kalian (Ibrahim) membacakan do’a ini untuk Ismail dan Ishaq.” (HR. Abu Dawud)

Rasulullah teladan kita sangat sigap dalam mengambil tindakan. Tidak mau didahului oleh syetan, langsung bergegas memohon perlindungan kepada Allah yang Maha Perkasa untuk kedua cucunya yang tercinta. Lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah kita lantunkan adzan dan iqomat pada telingan anak-anak kita ketiaka mereka dilahirkan? Sudahkah kita panjatan ruqyah do’a perlindungan dari gangguan syetan? Kalau semuanya belum pernah kita lakukan, makaajarkanlah mereka segera do’a-do’a perlindungan dari gangguan syetan dan bala tentaranya. Semoga kita dan keturunan kita dilindungi Allah dari gangguan syetan terkutuk dan jangan sampai kita menjadikan anak kita sarana setan menyesatkan manusia dengan menjadi anak indigo yang dikira kelebihan namun pada hakikatnya tipu daya syaithan!

Anak Indigo Bertingkah Aneh Karena Bisa Melihat Jin


Sosok anak kecil (8 thn) berkaca mata yang tinggal di Bekasi itu terkesan tenang dan pendiam. Tapi siapa sangka di balik ketenangannya itu ia menyimpan sebuah kisah penuh misteri. Awal mula keanehan itu seakan merupakan suatu kelebihan, karena si anak bisa melihat jin yang tidak terlihat oleh orang yang bersamanya. Namun, perjalanan selanjutnya ternyata melahirkan suatu penderitaan yang beruntun yang harus ditanggung oleh “si anak indigo” itu.

Dirumah orangtuanya yang asri, merangkap sebagai tempat pembelajaran anak-anak, Majalah Ghoib berbincang santai dengan kedua orangtuanya. Inilah penuturannya.

Terus terang keluarga saya secara turun temurun, senang mempelajari ilmu kanuragan. Mulai dari buyut, kakek, hingga ayah. Bedanya, ayah tidak suka menggunakan kepandaiannya dan tidak mau mendalaminya. Setiap orang yang mempelajari ilmu semacam ini suka ataupun tidak, tentu sadar bahwa ilmunya itu bisa turun kepada anak-anaknya. Dan itulah yang terjadi pada keluarga saya. Hingga sekarang. Saat ini saudara saya masih ada yang memperdalam kemampuannya, sampai bisa menghilang dair pandangan orang lain. Hal ini sangat disadari ayah dan beliau tidak ingin saya mewarisi ilmunya ini, sehingga beliau berusaha keras melindungi saya yang kebetulan adalah anak yang paling disayanginya. Disamping itu, saya merupakan satu-satunya anak perempuan di keluarga.

Meskipun saya tidak mewarisi ilmu itu, bukan berarti saya bisa bernafas dengan lega. Sebab saya juga khawatir ilmu itu akan terwarisi oleh anak saya, karena menurut hitungan uwak saya, ilmu itu akan diwarisi oleh Andi (nama samaran), anak saya yang kedua. Saya masih belum menyadarinya hingga suatu hari saya menderita sakit. Temperatur panas badan saya sangat tinggi. Dan keesokan harinya saya langsung berobat ke dokter. Saya terperangah, seakan tidak percaya ketika mendengar penjelasan dokter. “Ibu mengidap penyakit kelenjar getah bening dalam taraf yang sudah akut. Ibu harus menjalani operasi”. Demikian dokter menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium kepada saya dan suami. Seakan tersambar Guntur di siang hari, saya tidak percaya. Bagaimana mungkin demam yang baru saya derita satu hari dinyatakan sudah akut dan harus dioperasi. Padahal sebelumnya saya tidak merasakan gejala orang sakit kelenjar getah bening. Saya hanya pasrah, “Kalau sakit itu merupakan ujian, saya harus bersabar.” ltu saja yang membuat saya terus semangat beribadah.

Namun, untuk menjalani operasi kelenjar getah bening terus terang saia saya masih belum siap, dan secara kebetulan ada beberapa teman yang memberikan informasi bahwa di Sukabumi ada pengobatan alternatif yang terkenal. Akhirnya dengan ditemani suami saya berobat ke sana. Sepulang berobat saya dikasih rajah yang harus direbus dengan cara-cara tertentu dan diminum selama empat puluh hari. Terus terang, saya tidak tahu apakah ada kaitan antara sakit yang diderita Andi dengan peristiwa yang saya alami ini, sebab kejadiannya memang susul menyusul.

Muncul keanehan-keanehan

Andi mulai mengalami perubahan yang diluar nalar. Bagaimana tidak. la mulai bisa melihat sesuatu yang ghoib, sesuatu yang tidak dilihat oleh orang-orang yang bersamanya, meski orang itu adalah kami, orangtuanya sendiri. “Bapak jangan duduk di kursi itu, karena sudah ada yang duduk di sana nanti bapak menyakitinya,” kata Andi kepada ayahnya yang hendak duduk di sebuah kursi. Kejadian seperti ini seringkali berulang. Bukan hanya di rumah tapi juga di sekolah. Andi sering melihat makhluk lain yang menakutkan di sekolah. Sehingga guru-gurunya di sebuah sekolah TK saat itu heran, mengapa Andi tidak mau bermain dengan teman-temannya, tapi sering mengikuti gurunya kemana pun dia pergi.

“Pak, Bu. Sekarang apa yang dialami Andi sehingga ia harus mengikuti gurunya kemana-mana?” tanya seorang gurunya kepada kami. Ketika hal itu saya tanyakan kepada Andi, ia menjawab, “Soalnya di sekolah itu banyak ninja. Kalau Andi di ayunan, ia ikut di ayunan. Kalau Andi di perosotan ia ikut di perosotan. Saya takut. Orang-orang asing itu juga terkadang ada di antara teman-teman Andi”, katanya. Terus saya meminta Andi mendiskripsikan “Pokoknya seperti ninja. Hitam-hitam,” lanjut Andi. “Aku tidak mau lagi sekolah, sebab orangnya terlalu banyak. Dan orang itu tidak Andi kenal”. Peristiwa ini terjadi pada tahun 2000, saat Andi masih sekolah TK kelas B.

Andi semakin sering melihat anak kecil berkepala botak dan berkulit hitam. Bahkan saat selanjutnya, ia juga melihat wanita tua. Setelah tiba di rumah dia langsung berteriak, “Tuh kan, ia sekarang sudah menunggu.” “Siapa yang menunggu?” Tanya saya. Sebab saya tidak melihat siapapun di rumah. “ltu, nenek tua yang sering Andi lihat di sekolah,” jawab Andi. “Bagaimana rupanya?” saya merasa penasaran juga. “Nenek berambut panjang,” Andi mencoba menjelaskannya.

Andi tidak mau main dengan teman-temannya ketika di sekolah. Padahal selama ini, dia anak yang biasa-biasa saja. Di rumah, dia mulai mempunyai kebiasaan aneh. Dia sibuk dengan tembok, kelihatan asyik ngobrol sendiri di tembok. Kadang-kadang, kalau sedang bermain dia banyak bebicara, seperti ada temannya. Padahal dia cuma sendirian. Apa yang diobrolkannya pun tidak jelas. Terkadang tanpa bicara hanya dengan bahasa isyarat, seakan di depannya memang ada anak seusianya dan mereka kelihatan asyik sekali bermainnya. Kalau kita menemaninya. Dia akan diam, lalu memandang kita dengan raut wajah ketakutan. Setelah kita pergi, dia kembali asyik dengan mainannya.

Suatu ketika saya bilang, “Andi, kalau mama lagi ngajar, kamu main ya, sama teman-teman”. Dia malah tidak mau, “Tidak usah, suruh pulang saja, Andi berani kok main di rumah sendiri”, kata Andi.

lntensitas gangguan yang dialami Andi juga semakin sering, bahkan wujud yang dilihatnya juga semakin aneh. Wujud yang tidak lazim. Kali ini, yang dilihat orang bertanduk, sangat menakutkannya. Hingga suatu saat, ketika Andi sedeang di kamar, dia meloncat kepada ayahnya sambil berteriak, “Dia meloncat lewat jendela dan sekarang ia mengganggu Andi”. Hal itu sudah keterlaluan dan mengganggu Andi.

Ternyata, apa yang diderita Andi itu semakin kuat seiring dengan semakin seringnya saya berobat ke Sukabumi hingga empat kali. Saya berpikir, “Kok Andi begini, kok saya begini?” Saya juga sering bermimpi melihat dua orang jelek, persis seperti yang diceritakan Andi. Dari mimpi itu saya membayangkan wajah orang yang sering dilihat Andi. Memang menakutkan.

Masalah bertambah

Setelah kondisi Andi semakin mengkhawatirkan, ibu menyuruh saya untuk membawanya ke uwak, karena ia juga bisa melihat sesuatu yang tidak terlihat orang lain. Agar Andi diobati. Sepulang dari uwak, kemampuan Andi tidak berkurang, bahkan semakin tajam. Uwak pernah memandikannya dengan air kembang tujuh rupa dan meminta kain hitam. Kemudian uwakmembacakan do’a-do’a pada kain hitam yang dicelupkan di air. Setelah itu Andi disuruh meminumnya.

Ternyata, uwak semakin mengasah ketajaman penglihatan Andi. Misalnya ketika ada orang yang punya masalah, uwakminta Andi untuk menyebutkan berapa jin yang mengganggu orang itu. lstilahnya, Andi menjadi penyambung antara uwakdengan jin. Ya, kalau ada pasien yang datang, uwak menyuruh Andi untuk melihatnya.

Demikian juga ketika uwak menjenguk saya, pada saat sakit saya kambuh kembali, “Andi, coba lihat pada mama itu ada siapa?” kata uwak dengan tenang. Akhirnya Andi yang menyebutkannya.

Peristiwa ini menyadarkan saya bahwa apa yang dilakukanuwak itu tidak benar. Saya ingin Andi sembuh dari gangguan yang menyakitkan ini. Saya ingin Andi menjadi normal seperti anak-anak lain yang menikmati dunianya. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Kemampuan Andi semakin dipertajam. Sehingga Andi bisa melihat makhluk yang lain, bukan hanya anak kecil berkepala botak dan kedua orang tuanya. Dia juga melihat ada dua monyet di dalam rumah neneknya, atau ada sesuatu yang ditaruh di bawah pohon kelapa. Andi tahu semuanya. Terus terang, uwak saya itu memang punyakhadam dari jin.

Secara diam-diam, uwak memberi kalung kepada Andi. Setelah saya tahu bahwa ada sesuatu yang dibungkus di dalam bandul kalung itu, dan saya yakin itu adalah rajah. Segera, saya cabut kalungnya dan saya buang. Terang saja uwak marah melihat barang titipannya saya buang. “ltu pendamping anakmu” alasan uwak. “Kalau uwak bilang itu sebagai pendamping, sayatidak setuju”, jawab saya dengan tidak kalah sengitnya.

Waktu kalung itu saya buang, Andi kelihatan mulai berubah. Dia bisa menghabiskan makanan yang secara logika tidak mungkin anak seumur Andi sanggup menghabiskannya. Karena makanan yang berupa kue itu, saya siapkan untuk kami berlima, seluruh anggota keluarga. Selain itu, cara makannya juga tidak wajar, misalnya dengan membuka lebar jari-jarinya dan mengambil nasi yang cukup banyak untuk ukuran mulutnya. la juga makan dengan tangan kiri. Sampai akhirnya saya bertanya-tanya. “lni anakku atau bukan, ya?” Bukan hanya itu, Andi juga bisa menghabiskan daging ayam separuh. Makannya juga aneh. Dengan mengeluarkan suara dan matanya kelihatan beringas. Selesai makan, saya bertanya, “Andi, maaf ya. Mama mau tanya. Andi tadi makan ayamnya kok banyak sekali?” “Tidak, Andi tidak makan”. Jawabnya, la tidak sadar bahwa makanan itu ia yang menghabiskan semuanya. la menyangkalnya dengan ngotot. Padahal saya meihat sendiri cara dia makan tadi.

Ucapannya juga sudah aneh-aneh, “Ma, tadi ada bapaknya ke sini”, katanya “Anaknya itu di sini, ma. Sekarang ibunya yang berambut panjang, sedang mengejar-ngejar anaknya, disuruh pulang,” lanjut Andi. Rupanya ia diikuti oleh anak jin yang berkulit hitam sejak dari sekolah. “Tapi anaknya tidak mau,” katanya. Saya tanya lagi, “Kenapa tidak mau?” “Dia mau main sama Andi,” jawab Andi.

Semakin lama keanehannya semakin bertambah. la makan dengan cara tertentu. Bila sudah sampai hitungan ke sembilan ia berhenti makan, walau makanan itu belum habis. Ketika makan pisang, misalnya. Setelah sampai hitungan sembilan dia langsung berhenti. Makan apapun akan berhenti setelah sampai pada hitungan sembilan. Hingga bapaknya pun terkadang menggoda, “Andi sudah sampai sembilan, belum?” jadi malah kita jadikan gurauan.

Tapi saya semakin berpikir “Kok aneh ya”. Dalam kondisi seperti itu Andi malah sering berani menggoda gurunya, “liiih, di belakangnya ibu ada temannya, kan?” Sampai akhirnya saya lebih khawatir ketika dia mulai diajak beberapa teman saya ke rumahnya dan disuruh untuk melihat apakah ada sesuatu yang aneh atau tidak di rumahnya. “Andi, coba lihat. Apa di rumah ini kosong apa nggak dari makhluk aneh?” pintanya.

Terapi Ruqyah Syar’iyyah

Sebulan kemudian, ia berubah drastis. Sekarang menjadi penakut, dan tidak pernah lagi menyebut melihat sesuatu. Tapi malah ketakutan, “Ma, Andi takut, temanin Andi, ma!,” akhirnya saya tanya, “Kamu lihat yang menyeramkan, ya?” Saat itu, Andi mulai tidak mau mendiskripsikan apa yang dilihatnya. “Pokoknya, Andi takut. pokoknya, Andi takut”. Dari situ saya mulai berpikir untuk mencari pengobatan buat Andi. Banyak orang yang menyarankan ke sana kemari. Hingga akhirnya saya membaca Majalah Ghoib. di samping itu saya juga mulai mengikuti kajian kelslaman di sebuah lembaga lslam. Dari sini, Alhamdulillah saya menemukan jalan.

Singkat kata, saya langsung tertarik dengan pengobatan ruqyah ini. Sebab saya tidak mau mengulangi kesalahan yang sama seperti dulu. Akhirnya saya, suami dan Andi pergi ke kantor Majalah Ghoib untuk terapi ruqyah. Saya ingat, saat itu kami harus menunggu giliran, sambil istirahat di halaman rumah. Ketika sedang menunggu giliran, Andi sudah mulai gelisah dan menghabiskan semua bekal makanan yang saya bawa. Waktu disuruh masuk Andi juga tidak mau. Akhirnya saya bujuk. Setelah diputarkan kaset ruqyah, Andi berontak dan lari. Lalu ia ditenangkan oleh Ustadz Musyaffa. Tak lama kemudian Andi ditangani oleh Ustadz Junaedi dan Ustadz Fadhlan. Saat itulah Andi mulai tenang.

Kebetulan, saat itu ada seseorang yang sedang diruqyah dan kelihatan ada reaksi dari jin yang di tubuhnya. Ustadz Fadhlan berkata. “Andi, lihat! di depanmu ada apa?”. “Andi tidak melihat apa-apa. Andi cuma melihat orang berbaring saja”. Jawab Andi. “Ya sudah, berarti jin yang bersama kamu sudah hilang.” komentar ustadz Fadhlan. Saya bersyukur kepada Allah dan berterima kasih atas pertolongan tim ruqyah MajalahGhoib, karena sejak saat itu, Alhamdulillah Andi sudah tidak bisa melihat jin.

Setelah proses ruqyah Andi selesai, saya juga minta diruqyah. Barangkali saya juga mengalami gangguan yang sama. Ternyata benar, saya juga kemasukan jin. Waktu itu, ustadz Fadhlan sempat bilang “Bu, mungkin ini keturunan”. Saya memang belum sempat cerita tentang latar belakang keluarga saya. Sebulan kemudian saya datang lagi. Saat itu saya melihat Andi sudah mulai berubah. la bilang “Andi kan tidak sakit, Andi kan tidak seperti orang itu, Andi kan tidak terganggu jin”. Saya pikir anak saya ini masih kecil dan tidak bisa dibawa ke pengobatan masal seperti ini. Akhirnya saya bilang kepada ustadz Junaedi bahwa saya ingin belajar ruqyah dengan tujuan saya bisa menangani anak saya sendiri. Dalam perjalanan selanjutnya, Alhamdulillah, saya bisa meruqyah dan bisa membantu orang lain yang merasakan derita gangguan jin.

Memperoleh wawasan baru

Untuk menghilangkan gangguan jin secara total pada usia belum baligh, memang agak sulit. Oleh karena itu, saya berusaha membangun benteng yang melindungi kami dari gangguan jin. Saya mencoba mengajak Andi ikut berdzikir. Pada bulan pertama dia bisa ikut berdzikir, tapi pada bulan kedua saya lihat reaksinya sudah berubah. Dia sudah mulai tidak mau shalat, saya suruh berdzikir juga tidak mau. Akhirnya, saya mengajaknya menemui ustadz Junaedi. Beliau bilang, “lbu, pertahanannya bukan di Andi, pertahanannya pada ibu dan bapak. Karena Andi masih belum punya pertahanan apa-apa dan jangan dipaksa”. Dari sini saya semakin rajin belajar agama dan rutin ibadah.

Saya juga tidak pernah menyerah menghadapi kasus Andi, akhirnya saya memutuskan untuk berbicara terbuka kepada Andi, akan problem yang dihadapinya. Saya mengajaknya bicara dengan bahasa anak-anak, “Andi kondisi kamu itu sebenarnya begini lho, kamu itu diganggu, kamu itu harus punya pertahanan seperti ini”. Dengan pendekatan seperti itu, Andi mulai mau berdzikir kembali. Cuma memang prosesnya itu sangat memberatkannya. Kadangkala saya menemani Andi berdzikir, saya bilang, “Andi berdzikir satu lingkaran saja, tiga puluh tiga kali”. Dengan membaca ,”Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan bagi-Nya seluruh kekuasaan dan segala puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Baru berdzikir sekitar dua puluh kali, Andi sudah jatuh terjungkal. “Mama, Andi tidak kuat”. Katanya. “ltu bukan Andi, Andi harus kuat, Andi harus melawan”. Saya mencoba menguatkannya. Akhirnya ia berdzikir dengan terbata-bata. “Ya Allah lindungilah anak saya,” saya berdoa dengan cucuran air mata membasahi pipi. Kemudian saya menelpon Ustadz Junaedi. Kata beliau, “lbu jangan terlalu memaksa, kalau Andi bisa berdzikir sepuluh kali, ya sepuluh kali saia. Kalau bisa dua puluh, Ya puluh kali saja. Jangan terlalu dipaksa”.

Akhirnya, saya perlonggar lagi dan saya biarkan dia berdzikir sendiri. Tapi yang terjadi justru diluar di luar perkiraan saya. Dzikirnya sudah berubah. Dia berdzikir “Golajong ….” Lafadz dzikir itu aneh dan tidak saya pahami, hampir semua kata-katanya itu tidak terlepas dari huruf G. Akhirnya saya perhatikan kembali dan saya dengarkan dengan seksama. Eh, ia berdzikir seperti yang saya ajarkan. Ketika tidak saya perhatikan, dia kembali berdzikir dengan dzikir yang aneh. Akhirnya saya pikir ini hanya masalah tarik ulur saja. Dan saya berpikir, “Saya harus memperkuat diri sendiri terlebih dahulu, kemudian Andi”.

Di samping itu, saya memutar kaset ruqyah dua puluh empat jam tanpa jeda. Awalnya Andi bilang, “Ma, matiin deh, kepala Andi pusing.” Saya tidak menuruti kemauannya, kaset itu tetap saya putar sampai akhirnya Andi marah lalu mematikan kaset. Saat selanjutnya, saya menangkap Andi menggendongnya, lalu saya meruqyah-nya. Hingga Andi menangis. Saya membiarkannya menangis, asalkan gangguan itu hilang. Tak terasa saya pun menangis tersedu-sedu, meskipun demikian saya harus terus membacakan ayat ruqyah. Sungguh, saya tidak tega melihat penderitaan yang dialami buah hati saya yang masih kecil. Rasanya sungguh berat derita yang ditanggungya. Padahal dia tidak tahu masalah apa-apa. Saya berharap ini adalah cobaan terakhir yang dialami keluarga saya. Dan tidak ada orang lain yang mengalami nasib seperti anak saya ini.

Mungkin karena kaset itu sering diputar, sehingga Andi sendiri sudah hafal bacaan ruqyah itu. Dan saat ruqyah berikutnya, karena memang membiasakan meruqyahnya, setelah saya membaca beberapa ayat Andi langsung meneruskannya sendiri. Lalu saya menelpon tim ruqyah, saya sampaikan apa yang terjadi. “Nggak apa-apa ibu, semoga itu Andi sendiri yang membaca,” kata Ustadz Junaedi. Sampai suatu ketika Andi bilang, “Mama, boleh nggak aku belajar sama ustadz Fadhlan saya mau bisa ruqyah”. Lalu saya tanya “Apa kamu bisa hafal bacaan-bacaan ruqyah?” Akhirnya dia membacanya dan memang dia hafal. Dia juga sering melihat saya meruqyah.

Sebulan lalu saya sempat membawa Andi ke tim ruqyah Majalah Ghoib. Karena sekarang serangan jin itu terjadi di waktu ashar atau maghrib. Saya tidak tahu sebabnya, tiba-tiba Andi menangis, tapi tidak mengeluar-kan air mata. Terkadang mengamuk dengan tanpa sebab. Setelah saya tanya, “lngatkah kalau Andi tadi nangis?” “Nangis?” katanya dengan nada tidak percaya. “Tadi kan Andi digendong mama”.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sekarang, setelah ashar Andi sudah tidak boleh keluar ia harus sudah ada di dalam. Dan kita selalu memutar kaset muratal. Selain itu sehabis Maghrib saya berusaha meruqyah Andi, ia gelisah dan mengeluarkan keringat sebesar jagung. Sungguh penderitaan yang berat.

Alhamdulillah, pengaruhnya itu sangat baik, sekarang ini Andi kalau dzikir sudah tidak harus disuruh lagi. Bahkan bilang, “Habis maghrib mama harus mengetes hapalanku”. Begitu juga kalau akan pergi sekolah dia juga minta dibacakan do’a, “Ma, tolong bacakan do’a untuk Andi”. Do’a-do’a yang sering saya bacakan untuk Andi adalah “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari keburukan makhluk ciptan-Nya”. Sebenarnya dia sendiri sudah hapal do’a-do’anya, tapi rupanya do’a saya itu terasa lebih menenangkannya.

lnilah sepenggal cerita perjalanan saya dan buah hati saya. Semoga hal ini bisa dijadikan pelajaran dan bahan renungan oleh siapapun. Terutama saudara dan kerabat saya yang masih menekuni ilmu warisan tersebut. Teriring do’a semoga Allah menjadikan kita orang yang mau mengikuti kebenaran walau pahit rasanya

Memahami konsep Anak Indigo



Julukan anak indigo sering dikaitkan dengan seorang anak yang memiliki kecerdasan luar biasa. tapi, tahukah kalian kalau julukan ini sebenarnya tidak dikenal di dunia psikologi?
Sebelum masuk ke topik Anak Indigo secara khusus, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu perbedaan antara Child Prodigy dan Indigo Child.

Child Prodigy
Child Prodigy adalah seseorang yang dalam usianya yang masih muda sudah memiliki kecerdasan atau kemampuan setara level orang yang lebih tua. Julukan ini biasanya diberikan kepada anak yang berusia di bawah 15 tahun. Anak-anak yang memiliki otak jenius, dapat kita golongkan kedalam Child Prodigy.

Contoh orang-orang yang masuk ke dalam kategori ini adalah Mozart dan Picasso.

Indigo Child
Di lain pihak, istilah Indigo Child atau Anak Indigo sama sekali tidak memiliki kaitan dengan kecerdasan anak. Julukan ini lebih condong digunakan dalam kaitannya dengan perilaku sang anak.

Perlu diketahui kalau Istilah “Anak Indigo” sebenarnya tidak dikenal di dalam dunia psikologi. Istilah ini hanya dikenal di kalangan penganut New Age yang merujuk kepada anak-anak yang dipercaya memiliki atribut psikologi yang tidak biasa.

Salah satu definisi Anak Indigo yang paling sering dikutip adalah definisi dari Lee Carroll. Ia mendefinisikan anak Indigo sebagai:

“Seorang anak perempuan atau laki-laki yang memiliki atribut psikologi yang baru atau tidak biasa yang kemudian menyebabkan mereka menunjukkan perilaku yang belum terdokumentasikan sebelumnya.”

Jadi, jelas, anak Indigo adalah anak yang menunjukkan ciri perilaku tertentu dan tidak ada hubungannya dengan kecerdasan otak ataupun kemampuan paranormal.

Lalu, siapa yang pertama kali mengemukakan konsep ini?

Lahirnya Konsep Indigo
Konsep anak indigo pertama kali dikemukakan pada tahun 1970an oleh seorang dukun / paranormal bernama Nancy Ann Tappe yang mencoba mengklasifikasikan masa dan kepribadian seseorang berdasarkan warna aura.

Dalam bukunya yang berjudul “Understanding your life through color” yang terbit tahun 1982, Tappe berkata:

“Setiap masa universal akan disertai dengan sejumlah besar orang yang memiliki warna aura yang sesuai dengan masa itu. Misalnya, orang dewasa sekarang kebanyakan memiliki warna biru atau violet. Dua warna itu adalah warna yang paling dibutuhkan pada masa transisi ini, masa Violet. Sedangkan pada masa yang akan datang, yaitu masa Indigo, warna-warna Indigo akan menjadi warna yang umum.”

Dengan kata lain, Tappe membagi-bagi masa di dunia ini lewat warna, dan masa yang akan datang, yang disebutnya sebagai masa Indigo, warna Indigo akan mendominasi dan anak-anak yang lahir pada masa itu akan memiliki ciri-ciri tertentu yang bisa diobservasi.

By the way, bagi yang belum mengetahui, Indigo adalah nama sebuah warna pada spektrum elektromagnetik yang berada diantara warna biru dan violet.

Tappe mengaku menemukan pola energi indigo ini ada pada lebih dari 95% anak yang lahir dalam 10 tahun terakhir. Ia memprediksikan kalau Fenomena ini akan segera terjadi dalam skala global.

Ciri-ciri anak Indigo – Tappe
Menurut Tappe, anak Indigo dapat dikenali dari ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Memiliki mata yang besar dan jernih.
  2. Memiliki pemikiran yang lebih dewasa dibanding usianya.
  3. Memiliki ingatan yang sangat kuat.
  4. Memiliki keinginan untuk hidup dengan mengikuti kata hatinya.
  5. Sensitif.

Anak-anak ini dipercaya akan mengubah kesadaran umat manusia dan membantu mengubah irama kehidupan manusia.

Dan menurut Tappe lagi, anak-anak inilah jembatan menuju masa depan.

Konsep yang dikemukakan oleh Tappe kemudian mencapai kemashyurannya pada tahun 1990an lewat tangan penulis lainnya.

Ciri-ciri anak Indigo – Lee Carroll
Pada tahun 1998, paranormal lainnya yang bernama Lee Carroll dan istrinya Jan Tober juga menulis sebuah buku mengenai topik ini. Judulnya “The Indigo Children: The New Kids Have Arrived”.

Buku ini dengan segera menjadi referensi utama bagi topik anak indigo. Namun, Cara Carroll mendapatkan konsepnya mengenai anak Indigo boleh dibilang cukup aneh.

Lee Carroll sendiri adalah seorang cenayang yang biasa menjadi medium bagi roh ( yang sesungguhnya adalah setan yang menyamar) yang bernama Kryon.

Menurutnya, roh Kryon telah memberikan kepadanya beberapa cara untuk mengenali anak Indigo ( Setan memberikan informasi ciri anak indigo), yaitu dengan melihat ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Mereka hadir ke dunia dengan perasaan sebagai bangsawan dan kadang bersikap seperti itu.
  2. Mereka memiliki perasaan “layak ada di sini” dan kadang terkejut ketika orang lain tidak mempercayainya.
  3. Harga diri tidak terlalu penting. Mereka malah sering memberitahukan kepada orang tuanya “siapa mereka sebenarnya”.
  4. Mereka memiliki kesulitan untuk tunduk kepada otoritas mutlak.
  5. Mereka seringkali menolak melakukan sesuatu yang tidak disukai seperti mengantri.
  6. Mereka seringkali menjadi frustasi dengan sistem yang kaku dan tidak kreatif.
  7. Mereka seringkali merasa punya cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu.
  8. Mereka terlihat anti sosial dan susah bergaul, kecuali dengan anak yang sejenis dengannya.
  9. Mereka seringkali menolak ketika didisiplinkan.
  10. Mereka tidak malu untuk mengungkapkan apa yang dimaunya.

Kesepuluh ciri ini kemudian menjadi faktor sangat penting dalam memberikan label anak Indigo kepada seseorang.

Lalu, bagaimana sains modern menanggapi teori yang dikemukakan oleh para penulis New Age ini?

Anak Indigo dalam pandangan sains
Seringkali, istilah indigo diberikan sendiri oleh orang tua yang melihat ada ciri-ciri anak indigo pada anak mereka. Ini membuat fenomena ini menjadi subyek kritikan para psikolog modern.

Ketika diteliti, kebanyakan anak-anak yang diberi label Indigo sebenarnya hanyalah anak yang mengalami Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Anak yang mengalami kelainan ini akan selalu mencari perhatian dan menjadi lebih hiperaktif.

Ciri-ciri anak yang mengalami ADHD sepertinya memang sesuai dengan ciri-ciri anak Indigo yang dikemukakan oleh Lee Carroll.

Namun, disinilah terjadi pertentangan antara penganut teori anak Indigo dengan para psikolog.

Para penganut teori Anak Indigo percaya kalau anak yang memiliki ciri-ciri Indigo adalah anak yang spesial. Carroll sendiri menulis kalau anak Indigo sering dianggap sebagai penderita ADHD oleh para dokter. Ia menyarankan orang tua sang anak untuk tidak memberikan bantuan medis karena ia beranggapan anak tersebut bukan menderita ADHD, melainkan memiliki karakteristik Indigo yang spesial.

Di lain pihak, para psikolog yang menemukan ciri-ciri Indigo di atas akan segera memberikan diagnosa ADHD dan menyarankan untuk memberikan bantuan medis. Mereka juga kuatir kalau saran para penulis seperti Carroll diikuti, akan membuat sang anak tidak mendapat perhatian medis yang memadai.

Karena itulah, para psikolog atau dokter lebih melihat fenemena anak indigo hanya sebagai ajang cari untung bagi penulis-penulis tertentu dan mereka tidak melihat adanya dasar sains yang memadai dari teori ini.

Masalah dengan anak Indigo
Ada sebuah peristiwa menarik yang pernah dimuat di harian Dallas Observer yang menceritakan mengenai anak Indigo. Salah seorang reporternya sedang berbicara dengan seorang anak yang dipercaya sebagai Indigo. Lalu, wartawan itu bertanya kepada anak tersebut:

“Apakah kamu Indigo?” Tanya sang wartawan.

Anak laki-laki itu memandang sang wartawan, lalu berkata: “Saya adalah seorang Avatar.”

“Saya bisa mengenali empat elemen, bumi, angin, air dan api. Avatar berikutnya tidak akan datang sebelum 100 tahun berlalu.”

Sang wartawan yang tidak mengerti apa yang dikatakan anak itu menjadi sangat takjub.

Namun, pembaca harian itu segera mengenali kalau anak itu sebenarnya sedang menceritakan kisah dalam film seri “Avatar: The Last Airbender.” Karena itu, tidak ada yang spesial dalam perkataannya itu.

Sang wartawan pun mengakui kebodohannya. :) :P

KESIMPULAN :
hati-hatilah dengan klaim anak indigo sebab pEngetahuan anak indigo diperoleh dari para dukun dan ciri anak indigo juga dari hasil penjelasan setan yang menyaru sebagai roh…………

6 pembentengan Anak dari Ulah Syetan


Tidak ada yang ingin anaknya mengalami celaka. Apapun bentuknya. Tidak ada yang ingin buah hatinya sengsara. Seperti apapun suasananya. Tidak ada yang ingin belahan jiwanya tersiksa. Siapa pun penyebabnya.

Syetan mengintai anak-anak kita. Kita harus waspada. Sumpah iblis di hadapan Allah untuk menyesatkan anak cucu Adam benar-benar ia buktikan. Gangguan demi gangguan mereka lancarkan. Bahkan kepada anak kita yang tidak tahu apa-apa dan tidak punya apa-apa.

lslam telah mengajarkan kepada kita bagaimana membentengi anak-anak dari gangguan syetan. Berikut benteng-benteng yang harus kita bangun di sekeliling anak kita agar perialanan hidupnya ringan tidak terbebani oleh gangguan syetan la’natullah ‘alaih.

1. Melindungi sejak dini, sejak dalam rahim ibu.

Mengingat seriusnya iblis dalam tekadnya untuk menyeret sebanyak mungkin keturunan Adam menjadi pengikutnya, maka lslam mengajarkan kita agar melindungi generasi kita sejak dini. Sejak dalam rahim ibunya. Bahkan sejak hari pertama dua insan sepasang calon bapak dan ibu dipertemukan.

Kita diajarkan agar berdo’a sebelum melakukan hubungan suami istri. Bisa jadi banyak yang lupa membacanya atau memang tidak tahu sama sekali do’anya. Padahal dari isinya, kita tahu do’a ini untuk melindungi kita dan generasi yang akan terlahir dari buah cinta kita, ketika Allah berkehendak. “Ya Allah, jauhkanlah syetan dari kami dan jauhkanlah syetan dari (anak) yang akan Engkau rizkikan kepada kami.” (HR. Muslim)

lmam An-Nawawi menjelaskan, “Jika ada yang mencampuri istrinya dan membaca do’a ruqyah ini, maka kalau ditaqdirkan mendapatkan anak darinya, tidak akan diganggu syetan untuk selamanya.”

Al-Qodhi lyadh lebih memperjelas, “Yang di maksud adalah bahwa syetan tidak akan merasuki dan menikamnya.”

Jelas sekali, do’a ruqyah ini benar-benar merupakan petunjuk mulia. Agar generasi kita sudah terbentengi sejak dini. Sejak masih belum berupa janin sekalipun. Do’a-do’a perlindungan dan kebaikan harus selalu dibaca oleh kedua orang tuanya. Sang ibu sambil mengelus perutnya yang semakin membesar harus memperdengarkan kalimat-kalimat baik dan do’a-do’a perlindungan. Bukan mengajarinya joged, goyang atau musik-musik yang mendekatkan anak kepada syetan.

Apa yang dilakukan oleh istri Imron layak menjadi contoh. Ketika istrinya hamil, dengan keshalehannya ia berdoa kepada Allah teruntuk buah hatinya yang masih dalam kandungan, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan keada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Menegtahui.” (QS. Al-lmron: 35).

Dari do’a yang tulus itu terlahirlah seorang bayi perempuan yang kelak menjadi ibu dari Nabi lsa. Dialah Maryam ibunda seorang nabi.

Jadi, perlindungan anak harus diusahakan sejak masih dalam kandungan. Semakin dekat seorang ibu kepada Allah, semakin dia memperbanyak do’a kebaikan, maka semakin dekatlah Allah untuk mendengar segala do’anya dan melindungi sang anak yang kelak akan terlahir.

2. Sebagian ulama menganjurkan untuk membacakan adzan dan iqomat di telinga bayi yang baru lahir.

Ada beberapa riwayat hadits yangmenganjurkan untuk dibacakan adzan di telinga kanan bayi yang baru lahir dan iqomat di telinga kirinya. Walaupun sebagian ulama tidak menerima riwayat ini dikarenakan menurut sebagian mereka riwayatnya lemah. Tetapi beberapa ulama menganjurkannya. lmam Tirmidzi salah seorang yang meriwayatkan hadits ini, mengomentari hadits itu, “Hadits ini hasan shahih.”

Dengan berdalil itulah ulama ternama lbnu Qoyyim dalam bukunya yang khusus membahas tentang ajaran lslam terhadap bayi, menulis pada bab yang ke empat tentang keutamaan adzan dan iqomat di telinga bayi.

Setelah menuliskan hadits-haditsnya, beliau mencoba untuk menyingkap rahasia adzan dan iqomah ditelinga bayi yang baru lahir, “Rahasia adzan agar kalimat pertama yang mengetuk telinga manusia baru itu adalah keagungan Allah. Maka ini mirip dengan talqin ketika dia masuk pertama kali ke dunia, sebagaimana talqin kalimat tauhid untuk yang akan meninggalkan dunia. Faedah lainnya adalah larinya syetan begitu mendengar lafadz-lafadz adzan. Syetan mengintainya hingga dia dilahirkan, agar dijerumuskan kepada ujian hidup yang telah ditaqdirkan Allah. Adzan telah melemahkan syetan dan membuatnya marah. Sedangkan fungsi lainnya adalah, ajakan kepada ibadah kepada Allah lebih dahulu daripada ajakan kepada ibadah kepada syetan. lnilah fitrah.”

3. lringi langkah buah hati kita dengan do’a-do’a ruqyah

Setelah anak lahir perhatian orang tua tidak boleh hanya sebatas permasalahan makanan, minuman, kesehatan, dan kebutuhan fisiknya yang lain. Kebutuhan fisik memang penting, tetapi yang juga sangat penting adalah mengiringi langkah buah hati kita itu dengan do’a-do’a. Do’a-do’a yang akan membuatnya begitu mudah menapaki jalan hidup yang semakin hari semakin terjal. Do’a-do’a yang akan membuatnya menjadi hamba Allah dan jauh dari syetan dan segala kesialan yang ditimbulkannya.

Syetan yang terus mengintai anak kita tidak akan pernah tinggal diam untuk terus menyakitinya. Agar anak kita terus mendapat mara bahaya dan semakin jauh dari Tuhannya. Kemudian menjadi hamba syetan.

Rasulullah mengajarkan kepada kita bagaimana berdo’a untuk anak kita. ketika beliau meruqyah untuk kedua cucu kembar tersayangnya Hasan dan Husain, “Aku memohon perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat AIIah yang sempurna dari syetan, binatang berbahaya dan penyakit ‘ain yang menghacurkan.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)

Perhatian terhadap generasi juga dicontohkan oleh Nabi lbrahim alaihis salam, ketika beliau berdo’a, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak-cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. lbrohim: 35).

Berhala-berhala adalah tempat berkumpulnya syetan. Nabi lbrahim tidak ingin ada dari generasinya yang diganggu dan diperdaya oleh syetan. Begitulah, do’a seorang ayah dan ibu untuk putra putrinya adalah merupakan bekal yang sangat mahal. Modal sukses dan merupakan penjagaan agar anak kita tidak tidak diganggu syeran.

4. Jika matahari tenggelam masukkan anak ke dalam rumah

Saat matahari tenggelam adalah saat mulai berkeliarannya syetan. Hal ini diberitahukan Nabi dan untuk itu ada beberapa hal yang harus kita lakukan ketika kita sampai pada waktu itu.

“Jika malam mulai datang maka tahanlah anak-anak kalian (dalam rumah). Karena syetan berkeliaran pada waktu itu. Jika sudah berlalu sebagian malam maka lepaslah kembali mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain diperintahkan agar kita menutup pintu dan jendela rumah ketika matahari tenggelam, kemudian memasukkan anak ke dalam rumah. Karena itu adalah saat-saat pertama syetan mulai bertebaran. Bahkan lmam lbnu Hajar menafsirkan kata-kata (tahanlah mereka) dengan “Laranglah mereka banyak bergerak pada saat itu karena jin sedang keluar yang mungkin menculik anak kita.”

Sementara itu, lmam An-Nawawi berkata, “Laranglah mereka keluar dari rumah pada saat itu, takut syetan yang akan menyakiti karena banyaknya syetan yang bertebaran waktu itu.”

Membiarkan anak masih asyik bermain di luar, atau bermain di rumah tetangga pada saat matahari telah tenggelam adalah merupakan tindakan ceroboh. Karena saat itu adalah saat yang rawan bagi anak. Di mana syetan akan dengan mudah mengganggu anak kita. Bukan hanya menyuruh mereka masuk ke dalam rumah, saat maghrib itu kita harus menghentikan aktifitas bermain dan canda ria anak-anak kita. Kemudian kita harus cepat mengaiaknya mengambiI wudhu untuk bersiap melaksanakan sholat maghrib yang waktunya sangat singkat.

Dengan demikian buah hati kita akan terlindungi dari bencana syetan yang mengancamnya. Kita harus waspadai waktu matahari terbenam. Apalagi Nabi pernah mengtakan bahwa matahari terbenam di antara dua tanduk syetan. lni semakin memperkuat bahwa saat maghrib tiba adalah saat yang berbahaya bagi kita dan keluarga jika masih asyik bermain di luar dan tidak cepat mengambil tindakan yang dicontohkan Nabi kemudian sholat maghrib berjama’ah.

Baru ketika ketika hari sudah menjelang isya’ sebagaimana yang dinyatakan ulama, anak mulai boleh beraktifitas seperti sebelum matahari terbenam.

Maka berhati-hatilah menjaga buah hati kita, rengkuh mereka ke pangkuan kita pada saat matahari terbenam dan jangan biarkan dia bermain di luar yang mungkin akan jatuh ke pangkuan syetan.

5. Ajarkan kebersihan dan jauhi tempat-tempat syetan

Ajaran kebersihan merupakan sebagian dari iman, sudah sering kita dengar. Ajaran mulia ini sangat dianjurkan dalm Islam. Dan ternyata hikmah lain dari kebersihan adalah menjauhkan syetan dari lingkungan kita. Karena syetan sangat menyukai tempat yang kotor dan kumuh.

Sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat-riwayat hadits, bahwa syetan menyukai tempat sampah, tempat yang kotor dan kamar mandi. Tempat-tempat ini menjadi tempat favorit syetan urruk berkumpul.

Untuk itulah kebersihan rumah kita, halaman rumah, kamar mandi kita dan kebersihan setiap pojok rumah kita sudah seharusnya diperhatikan. Agar tidak ada tempat bagi syetan di rumah kita. Karena keberadaannya mengancam kita dan anak-anak kita.

Anak juga harus diberitahu agar menjauhi tempat-tempat syetan. Salah satu kebiasaan anak kecil yang sering diremehkan adalah kencing di lubang tanah. Padahal lubang tanah selain merupakan tempat hidupnya binatang kecil juga tempat jin tinggal. Karenanya Nabi kita untuk kencing di lubang tanah.

Rumah kita mestinya menjadi tempat bernaung yang aman bagi anak-anak kita. Jangan menciptakan suasana rumah yang menakutkan bagi anak. Akhirnya sang anak takut sekedar ke kamar mandi sendirian. Hal ini disebabkan biasanya oleh cerita dan tontonan anak pada hal-hal yang berbau mistis di tayangan media kita. Padahal dampak psikologi ketakutan yang berlebihan pada anak akan membuka pintu syetan lebih lebar lagi untuk mengganggunya. Maka menonton acara mistis walaupun menarik, perkecillah frekwensinya atau kalau bisa matikan sama sekali. Kalaupun menonton, jelaskanlah agar anak tidak selalu terhantui oleh tayangan yang baru saja dia saksikan.

6. Ajarkan do’a-do’a ruqyah pada setiap aktifitas buah hati kita.

Do’a adalah benteng yang sangat kokoh. lslam mengajarkan kepada kita do’a pada setiap aktifitas. Karena banyak sisi ghoib yang tidak bisa jangkau dengan akal dan panca indera kita. Hanya Allah yang tahu bahaya yang sedang mengancam kita. Maka berlindung sedini mungkin kepada Allah dari berbagai mara bahaya itu, adalah tindakan preventif yang sangat bagus.

Ajarkan do’a-do’a kepada buah hati kita. Agar dia selalu mendapatkan perlindungan dari Allah. Ajarkan kepadanya do’a sebelum makan dan sesudahnya, agar syetan tidak ikut makan dan minum bersamanya. Ajarkan kepadanya do’a hendak tidur, agar tidurnya lelap dan tidak dihantui oleh mimpi-mimpi jelek yang berasal dari syetan. Ajarkan kepadanya do’a masuk kamar mandi agar dia dijaga oleh Allah di tempat berkumpulnya syetan itu. Ajarkan padanya do’a ketika hendak keluar rumah berangkat ke sekolah. Agar sepanjang jalannya dijaga oleh Allah.

Ajarkan do’a-do’a pada setiap aktifitas buah hati kita, agar syetan tidak mampu menembusnya. Semoga Allah melindungi anak-anak kita.

BENARKAH ANAK INDIGO BISA MELIHAT ARWAH ORANG MATI?

Fenomena anak indigo makin banyak muncul ditengah masyarakat. Sayang, hingga saat ini belum banyak yang Mengkritisi anak indigo dari tinjawan syari’at.

Cuplikan artikel koran tersebut adalah :

Hari itu, 8 Agustus 2004, Riska Milandari sedang mengadakan pesta kecil merayakan ulang tahun ke-36. suasana bahagia melingkupi rumah keluarga di kawasan Pondok Jaya Raya, Mampang, Jakarta Selatani,tu.namun suasana sedikit berubah ketika tasya, putrinya yang berusia 2,5 tahun, berujar bahwa sanga opa( kakek Tasya) ikut datang kedalam pesta. “ Kami kaget karena opa sudah meninggal,” kata Riska. Tetapi, Tasya bersikukuh bahwa opah ada dan sedang bediri diruang tamu. Agar tak mengecewakan si buah hati, Riska pun memenuhi keinginan putrinya untuk “ seakan-akan” melihat sang kakek.

“Ya, sering-sering memang begitu, Tasya biasa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain, “ kata Riska. Pengalaman melihat opa yang sebetulnya sudah meninggal itu hanya sedikit kisah di antara banyak “ kelebihan” descka Putri Anastasya- nama lengkap Tasya. Menurut Riska, Tasya mempunyai kelebihan kemampuan unik yang disebut sebagai anak indigo.

PENJELASAN SYARI’AT :

Rizka sang anak indigo yang bisa melihat arwah Opanya yang telah meninggal datang menemui dia sewaktu ulang tahun sesungguh anak tersebut sudah ditipu oleh syaithan, sebab Tidak ada satu ayat pun atau hadist yang menjelaskan bahwa roh manusia yang telah meninggal dunia bias jalan-jalan seperti ruh Opa Riska yang menemui anak tersebut ketika ulang tahun, sebab Nabi Muhamad SAW bersabda:

“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan ANAK SHALIH YANG MENDOAKAN (ORANG TUANYA).” (HR.Bukhari & Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa orang yang sudah meninggal dunia,akan terputus semua amalnya dan tidak akan bisa di panggil dan berkomunikasi atau berhubungan dengan orang-orang yang ada di dunia ini.Apalagi ada arwah gentayangan yang sempat-sempatnya mnemui cucunya ulang tahun. Karena roh orang yang baik atau jahat ketika dicabut dari jasadnya. Kedua telah kembali ke tempat yang telah disediakan Allah. Ruh orang-orang yang shalih disediakan tempat yang terpisah dari roh orang-orang kafir. Sebagaimana termaktub dalam shahih muslim 4/2202 no 2872 dalam hadist tentang tempat kembalinya roh orang mukmim dan kafir. Disebutkan nama kedua tempat kembalinya sama yaitu akhirul ajal. Tetapi qodhi iyadh menjelaskan bahwa kedua kata itu berbeda arti.

Ruh mukmin akan kembali ke al-malaul a”la atau illiyyin (tempat yang paling atas) atau roh kafir tidak kembali ke sijjin (tempat yang paling bawah). Pernyataan beliau didukung oleh hadist yang diriwayatkan oleh baihaqi dari abu said al-khudri yang jelas menyebut sijjin sebagai tempat kembali roh kafir. Jadi tidak ada roh gentayangan dalam kajian Islam.

Kalau begitu yang menampakkan diri dan menyerupai sosok Opa Riska yang telah meninggal dunia? Penampakan itu bias ada kerana halusinasi anak yang melihat atau memang benar-benar penampakan yang dilakukan oleh jin. Adapun halusinasi tidak masuk dalam pembahasan kita kali ini, yang kita bahas adalah penampakan jin. Memang jin mampu merubah dirinya dalam bentuk yang dikehendaki oleh Allah sesuai dengan izin-Nya, hanya saja bangsa jin tidak bisa menyerupai sosok Rasulullah Muhammad SAW, “syaitan tidak akan bisa menyerupaiku, begitulah Rasulullah Muhammad SAW menegaskannya dalam hadist riwayat imam bukhari dan imam muslim.
Jadi kalau ada penampakan seperti sosok orang yang telah meninggal, itu bukan roh orang yang penasaran atau gentayangan. Tapi itu ulah syaitan untuk menyesatkan manusia. Dan kelihatannya misi mereka berhasil, karena banyak masyarakat yang termakan oleh persepsi yang salah dan malah menyebut gangguan jin pada anak sebagai kelebihan dan dianggap anak indigo!