Selasa, 19 Januari 2010

Kekeliruan Media Massa tentang Jin

Yang kita maksud dengan kekeliruan di sini adalah penggambaran jati diri jin yang tidak sesuai dengan syari’at Islam atau menyimpang darinya. Sudut pandang kita adalah syari’at Islam, bukan seni acting, teknik ambil gambar, atau asumsi yang berkembang di tengah masyarakat. Meskipun tayangan-tayangan tersebut disajikan dalam kemasan hiburan dan tontonan. Di antara kekeliruan media massa, terutama televisi atau layar lebar dalam memaparkan kehidupan jin adalah.
1. Setiap Orang Mati Secara Tidak Wajar Ruhnya akan Gentayangan.
Syari’at Islam tidak mengenal istilah arwah gentayangan. Karena roh orang yang baik atau yang jahat ketika dicabut dari jasadnya, keduanya telah kembali ke tempat yang telah disediakan Allah. Mereka telah pindah alam, dari alam dunia ke alam Barzakh. Roh orang-orang yang shalih disediakan tempat terpisah dari roh orang-orang jahat. Sebagaimana yang termaktub dalam shahih Muslim 4/2202 no. 2872 dalam hadits tentang tempat kembalinya roh mukmin dan kafir.
Dalam riwayat tersebut disebutkan nama kedua tempat kembalinya, yaitu akhirul ajal. Tetapi Qodhi ‘Iyadh menjelaskan bahwa kedua kata itu berbeda arti. Roh orang mukmin akan kembali ke al-Malaul A’la atau ‘Illiyyin (tempat yang paling tinggi), dan roh orang kafir kembali ke Sijjin (tempat yang paling bawah). Pernyataan beliau didukung oleh hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dari Abu Said al-Khudri yang jelas menyebut Sijjin sebagai tempat kembali roh orang kafir. Jadi, tidak ada roh gentayangan dalam kajian Islam.
Kalau begitu siapa yang menampakkan diri dan menyerupai sosok orang yang telah meninggal dunia? Penampakan itu ada karena halusinasi orang yang melihat, atau memang benar-benar penampakan yang dilakukan oleh jin. Adapun halusinasi tidak masuk dalam pembahasan kita kali ini, yang kita bahas adalah penampakan jin. Memang jin mampu merubah dirinya dalam bentuk yang dikehendaki Allah sesuai dengan izin-Nya, hanya saja mereka tidak bisa menyerupai sosok Rasulullah. “Sesungguhnya syetan bisa menyerupai siapapun, tapi ia tidak akan bisa menyerupaiku”, begitulah Rasulullah menegaskannya dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim.
Jadi kalau ada penampakan seperti sosok orang yang telah meninggal, itu bukan roh orang tersebut yang penasaran lalu gentayangan. Tapi itu ulah syetan untuk menyesatkan manusia. Dan kelihatannya misi mereka berhasil, karena kenyataannya banyak masyrakat yang termakan oleh persepsi yang salah tersebut. Buktinya tayangan tentang arwah penasaran dan gentayangan yang diyakini sebagai roh manusia masih ‘gentayangan’ dan digemari banyak pemirsanya.
Kalau penampakan yang ada itu persis dengan orang yang telah meninggal, tindakan dan tutur katanya sama, biasanya pelakunya adalah jin qorin. Jin qorin adalah jin pendamping yang mendampingi seseorang semenjak dilahirkan, sehingga ia tahu betul akan kebiasaan dan kekhasan dari manusia yang didampinginya. Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang pun di antara kalian kecuali disertakan untuknya qorin dari jin dan qorin dari malaikat.” (HR. Muslim dan Ahmad).
2. Roh Penasaran Bisa Menampakkan Diri.
Roh adalah suatu yang ringan dan lembut yang bergerak dan mengalir dalam tubuh, sebagaimana air mengalir dalam tumbuhan atau api dalam sekam. Islam tidak mengenal reinkarnasi. Setiap jasad ada rohnya masing-masing, yang akan bertanggung jawab atas perbuatannya selama di dunia. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah, kemudian menjadi ‘alaqah selama itu juga, kemudian menjadi mudhghah selama itu juga. Kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh padanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Roh yang ditiupkan oleh malaikat ke dalam jasad adalah salah satu dari permasalahan ghoib yang hakikatnya hanya diketahui oleh Allah. Maka dari itu ketika Rasulullah ditanya tentang roh, Allah memberinya jawaban, “Dan mereka bertanya kepada-mu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah, roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kalian diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Isra’: 85).
Tidak ada satupun ayat atau hadits yang menjelaskan bahwa roh yang telah keluar dari jasadnya, bisa berubah wujud menjadi sosok jasad yang ditinggalkannya, apalagi merasuki jasad orang lain. Yang bisa berubah wujud atau menyerupai sesuatu atau sosok seseorang adalah malaikat dan jin. Dan roh yang ditiupkan ke jasad seseorang, bukanlah malaikat atau jin, yang ketika telah lepas dari jasadnya bisa berubah wujud atau menampakkan diri.
3. Jin yang menampakkan diri tidak bisa disakiti.
Sering kita lihat dalam tayangan Televisi yang memberitakan suasana ketakutan yang dialami oleh seseorang yang didatangi syetan saat menampakkan diri. Dalam ketakutannya, orang tersebut berusaha melakukan perlawanan, menembak penampakan itu dengan senjata api, membabatnya dengan senjata tajam, atau melemparinya dengan benda-benda yang ada di dekatnya. Akan tetapi usaha tersebut sia-sia belaka, penampakan itu malah tertawa keras dan dengan sombongnya melecehkan perlawanan orang tersebut.
Tidak satupun senjata yang bisa melukainya, semuanya hanya tembus begitu saja seperti melempar ruang hampa. Karena seringnya kita dicekoki oleh tayangan salah seperti itu, akhirnya kita berkeyakinan bahwa syetan itu hebat dan sakti mandra guna, karena tidak bisa disakiti ataupun dibunuh.
Informasi itu jelas bertentangan dengan syari’at Islam, yang telah menceritakan bahwa syetan yang berubah wujud dan menampakkan diri ternyata bisa disakiti bahkan dibunuh. Simaklah kejadian yang diceritakan oleh Abu Sa’id al-Khudri. Bahwa ada seorang shahabat Rasulullah yang membunuh seekor ular di rumahnya, ketika bangkainya mau dibuang, ternyata ular itu masih hidup lalu mematuknya, akhirnya kedua-duanya (ular dan shahabat tersebut mati).
Ketika peristiwa itu diceritakan kepada Rasulullah, beliau bersabda, “Sesungguhnya di Madinah ini ada sekelompok jin yang telah masuk Islam. Oleh sebab itu, jika kalian melihat salah satu dari mereka di rumah kalian, maka usirlah sebanyak tiga kali. Jika setelah itu ia masih terlihat, maka bunuhlah karena ia adalah syetan.” (HR. Muslim, no. 4151).
Aisyah berkata, “Ketika Rasulullah shalat, datanglah syetan kepadanya. Lalu Rasulullah menangkapnya, membanting dan mencekiknya. Rasulullah bersabda, “Sampai aku rasakan lidahnya yang dingin di tanganku.” (HR. Nasai). Dari dua riwayat di atas, jelaslah bagi kita bahwa syetan yang menampakkan diri akan berlaku baginya hukum penampakan, bisa kita sakiti atau kita bunuh sebagaimana yang telah dilakukan oleh seorang shahabat Rasulullah di atas.
4. Jin Mengetahui Perkara Ghoib.
Termasuk yang sering diekspos televise, layar lebar atau media massa lainnya seputar kehidupan jin adalah, kehebatannya dalam mengetahui hal-hal yang ghoib. Bahkan terkesan berlebihan dan dibesar-besarkan. Sehingga ketika ada masalah yang berkaitan dengan keghoiban, cara penyelesaiannya tidak jauh dari praktik perdukunan. Karena mereka yakin setiap dukun (apalagi dukun yang sudah punya nama atau terkenal, punya piaraan Jin atau akses dan koneksi dengannya). Seperti untuk menyingkap nasib seseorang yang akan datang, jodohnya atau untuk mengungkap marabahaya yang akan datang. Tayangan dan tontonan seperti itu sangat berpotensi untuk mengikis sifat tawakkal pemirsanya kepada Allah, bahkan menggiring mereka untuk menggantungkan nasibnya kepada selain Allah.
Secara umum jin itu seperti manusia, punya keterbatasan. Termasuk pengetahuan mereka tentang masalah keghoiban, mereka tidak mengetahui hal ghoib yang hakiki. Jin telah mengakui hal itu dalam al-Qur’an, “Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi, ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka”.(QS. Al-Jin: 10).
Bahkan Allah telah menunjukkan kepada kita akan ketidaktahuan jin tentang perkara yang ghoib. Misalnya, kematian seseorang. Allah berfirman, “Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, jin baru mengetahuinya. Kalau sekiranya mengetahui hal yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan”. (QS. Saba’: 14).
Para jin itu baru mengetahui kematian Nabi Sulaiman, setelah rayap tanah memakan tongkatnya, sehingga tongkat itu patah lalu Nabi Sulaiman jatuh tersungkur. Inilah bukti konkrit atas tidak tahunya jin mengenai hal yang ghoib. Tidak seperti yang digambarkan dalam tayangan-tayangan selama ini, seakan jin bisa mengetahui isi hati dan nasib manusia, ramalan masa depan dan yang sejenisnya. Itulah opini yang salah dan menyesatkan dan harus segera diluruskan.
5. Jin Takut Pada Jimat.
Itulah persepsi yang berhasil dibangun oleh televisi atau media massa lain, merekalah yang selama ini sering menampilkan beragam jimat yang digunakan anak manusia untuk mengusir jin jahat atau syetan. Merekalah yang memberitahu masyarakat luas bahwa dukun bersama jimat yang dimilikinya bisa menghalau syetan, bahkan menyiksa dan membunuhnya. Itulah cerita klenik dan menyesatkan banyak orang. Orang-orang yang menyajikan materi seperti itu di media bertanggung jawab atas penyesatan ini.
Disadari atau tidak, tayangan seperti itu telah mengajak pemirsanya untuk pergi ke dukun, paranormal dan orang yang sejenis mereka. Kita diajak untuk memakai jimat atau benda keramat lain agar selamat dari gangguan syetan. Padahal Rasulullah telah menegaskan, “Barangsiapa yang memakai (menggantungkan) jimat maka ia telah syirik”. (HR. Ahmad dan dishahihkan al-Albani).
Yang menciptakan syetan adalah Allah. Dan Allah-lah yang paling paham tentang apa saja yang disukai syetan atau apa saja yang ditakutinya. Tidak ada satu ayat pun atau hadits Rasulullah yang menjelaskan bahwa syetan takut pada jimat, isim, wifiq. rajah atau benda-benda pusaka dan yang sejenisnya. Yang diberitahukan oleh Rasulullah adalah syetan takut terhadap bacaan ayat-ayat suci atau doa-doa yang telah beliau ajarkan.
Seperti yang disabdakan Rasulullah, “Sesungguhnya syetan pergi dan kabur dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah”. (HR. Muslim). Atau hadits lain, “Apabila kamu hendak tidur di pembaringan, bacalah ayat kursi sampai tuntas, karena Allah senantiasa menjagamu dan syetan tidak akan mendekatimu sampai pagi”. (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah). Itulah cara mengusir syetan dan cara membentengi diri dari gangguan syetan secara benar, alias sesuai dengan syari’at Islam, bukan dengan mengoleksi jimat atau minta disembur ludah dukun.
6. Jin Bisa Dilihat Manusia.
Ada beberapa stasiun Televisi yang menyajikan tayangan reality show dan banyak digemari pemirsanya. Sebelum sesi uji nyali dengan menghadirkan seseorang untuk menghadapi ‘kekuatan ghaib’ yang ada di lokasi tersebut, dihadirkanlah seorang dukun yang diberi lebel praktisi spiritual atau ahli supranatural. Setelah melakukan penerawangan, dia menyebutkan kekuatan ghaib yang ada di lokasi, disertai dengan menyebut sosok dan tampangnya. Bahkan dia berani mengklaim bahwa dirinya bisa menggiring atau mendatangkan makhluk ghaib dari luar lokasi.
Kesaktian yang didemonstrasikan para dukun itu telah menyesatkan banyak pemirsa. Karena bertentangan dengan informasi yang ada di dalam al-Qur’an. Allah telah berfirman, “Sesungguhnya ia (syetan) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian dari suatu tempat yang kalian tidak bisa melihat mereka.” (QS. al-A’raf: 27).
Rasulullah juga telah bersabda, “Jika kalian mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai di malam hari, maka berlindunglah kepada Allah. Karena mereka sedang melihat apa yang selama ini tidak bisa kalian lihat (syetan).” (HR. Abu Daud).
Ayat dan hadits tersebut secara jelas memberitahukan kepada kita bahwa jin dalam bentuk aslinya tidak bisa dilihat oleh mata atau ditangkap kamera, kecuali kalau jin tersebut menampakkan diri. Maka dari itu Ibnu Hajar al-Asqolani rahimahullah berkata, “Sesungguhnya syetan bisa menampakkan diri dan melakukan penyerupaan yang bisa kita lihat wujudnya. Sedangkan firman Allah pada surat al-A’raf: 27, berlaku apabila jin dalam wujud asli penciptaannya.” (Fathul Bari: 9/ 55).
Sehingga Imam Syafi’i pernah mengatakan, “Barangsiapa mengaku dirinya bisa melihat keberadaan jin (dalam bentuk aslinya) maka kami tolak kesaksiannya (karena dia pembohong, pen.), kecuali kalau dia seorang Nabi.” (Fathul Bari: 4/ 489). Kalau kita tidak bisa melihat bentuk aslinya, lalu bagaimana mungkin kita bisa memburu dan menangkapnya kemudian memasukkannya ke dalam botol…???
7. Jin Takut pada Sinar Matahari.
Beberapa tayangan televisi yang melibatkan jin dalam alur cerita mereka, sering menggambarkan bahwa jin atau syetan itu takut pada sinar matahari. Digambarkan ada sosok jin yang menampakkan diri lalu mendatangi seseorang. Dengan berbagai cara dia menakut-nakuti orang tersebut, manampakkan mukanya yang rusak, badannya yang bunting, wajah yang remuk dan berdarah-darah, serta bentuk mengerikan lainnya.
Dan ketika ada ayam yang berkokok pertanda fajar akan menyingsing dan matahari akan terbit, maka si syetan pun ketakutan lalu segera kabur meninggalkan orang tersebut. Mungkin itu termasuk akulturasi dari agama yang menjadikan matahari sebagai sesembahan dan mereka percaya bahwa Matahari punya kekuatan yang ditakuti syetan? Sebagaimana kepercayaan Ratu Bilqis istri Nabi Sulaiman dan kaumnya sebelum mereka masuk Islam, yang kisahnya diabadikan al-Qur’an di surat an-Naml ayat 24.
Tapi benarkah syetan takut terhadap sinar matahari? Dalam haditsnya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya matahari terbit antara dua tanduk syetan, dan tenggelam antara dua tanduk syetan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Bagaimana kita bias mengambil kesimpulan bahwa syetan itu takut pada sinar matahari, padahal matahari terbit dan tenggelam antara dua tanduk syetan?
Manusia itu senantiasa belajar dari apa yang dilihat, dibaca, didengar, dan yang dirasakan. Maka janganlah menganggap enteng terhadap tayangan televisi atau media massa yang ada. Karena sedikit banyak tindakan dan pola pikir kita akan terwarnai dengan informasi-informasi yang berseliweran di sekitar kita. Orang yang suka melihat tayangan mistik dan perdukunan, maka cara dia menyelesaikan masalah yang dihadapi tidak jauh dari materi tontonannya. Tontonan yang mengkultuskan kesaktian dukun akan membentuk keyakinan dalam diri kita bahwa dukun itu hebat. Sampai-sampai tersebar pameo dalam masyarakat, terutama di kalangan remaja “Cinta ditolak, dukun bertindak”, betul-betul slogan yang menyesatkan.
Alam Jin adalah alam ghoib, dan tidak ada yang mengetahui secara mendalam kecuali Allah. Sedangkan Rasul kita, Muhammad bin Abdullah mengetahui sebatas wahyu yang beliau terima dari Allah. Al-Qur’an menegaskan, “Katakanlah, ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghoib selain Allah.” (QS. An-Naml: 65).
Maka dari itu, jagalah diri Anda dan keluarga, terutama anak-anak yang masih polos. Jangan sampai termakan oleh opini dari tayangan, tontonan serta bacaan yang menyesatkan, agar kita tidak menjadi teman syetan di neraka Jahannam. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim: 6). Agar iman kita kepada yang ghoib tidak salah, maka gunakanlah al-Qur’an dan al-Hadits sebagai parameternya. Ingat, iman kepada yang ghoib termasuk ciri pertama orang yang bertaqwa. Lihat Surat al-Baqoroh ayat 1-3.

Sumber : http://majalahghoib.blogspot.com/

Kenali Gangguan Syetan di Rumah Anda…!

Kebayang gak sih…, kalau rumah yang selama ini kita banggakan, kita jadikan sebagai tempat istirahat yang nyaman, tiba-tiba berubah jadi horor, seram dan menakutkan? Sering nampak kelebatan bayangan makhluk asing yang seram, muncul suara-suara aneh dan gaduh. Suasana rumah yang tadinya harmonis, jadi panas. Para anggota keluarga jadi temperamental dan emosional. Sering terjadi cek-cok dan pertengkaran. Padahal pemicunya masalah sepele. Pasti hal itu bikin kita bete….!
Apalagi kalau ada anggota rumah yang tiba-tiba pingsan, kesurupan, mengamuk kesyetanan, ngomel tak karuan, berteriak histeris seakan melihat hantu menakutkan. Ayah dan ibu sering berantem yang tak jelas penyebabnya. Anak-anak suka uring-uringan dan sulit dinasehati. Nuansa rumah tangga yang tadinya adem dan nyaman, berubah menjadi panas dan berantakan. Sehingga gak ada yang betah tinggal di rumah berlama-lama.
Kalau gejala seperti itu, sebagian atau keseluruhannya sudah kita rasakan di rumah. Hati-hati, itu bukan gangguan biasa, tapi ruaarrr biasa. Karena faktor penyebabnya bukan murni anggota keluarga. Ada ‘penghuni rumah lain’ yang datang dan nimbrung di rumah kita. Mereka sengaja hadir untuk merusak ketenangan dan keharmonisan rumah tangga kita. Mereka datang berniat untuk merusak tatanan rumah tangga yang selama ini telah kita bangun. Maka waspadalah selalu akan kehadiran syetan yang tak diundang.
Rasulullah mengingatkan kita. “Sesungguhnya di rumah-rumah itu ada ‘Awamir (jin rumahan). Apabila kalian melihat salah satu dari mereka, maka usirlah sebanyak tiga kali. Jika ia pergi, biarkan. Tapi jika ia tak kunjung pergi, maka bunuhlah karena ia jin kafir.” (HR. Muslim, no. 4150).
13 Ragam Gangguan Syetan di Rumah
Dari literatur yang valid dan data lapangan yang berasal dari para pasien yang telah ditangani oleh Klinik Ghoib, ternyata banyak gangguan syetan rumah yang selama ini mereka alami. Dan kami akan berbagai rahasia informasi itu kepada Anda, sebagai bekal pengetahuan, sekaligus pegangan agar kita tidak bingung apabila salah satu dari ragam gangguan itu terjadi dalam rumah kita. Dan suapaya tidak salah langkah dalam mencari solusi. Karena di luaran sana banyak iklan yang menawarkan jasa untuk mengusir gangguan syetan dari rumah, hanya saja cara mereka sarat kesyirikan dan kekufuran. Mengusir syetan dengan minta bantuan syetan.
Di antara ragam gangguan syetan di rumah adalah sebagai berikut.
1. Kesurupan
Ada seorang ibu rumah tangga (32 th) yang tinggal di daerah Bekasi, Jawa barat. Ia curhat ke Klinik Ghoib, bahwa dirinya sering mengalami kesurupan sejak pindah ke rumah kontrakannya yang baru. Padahal sewaktu ia masih tinggal di kontrakan sebelumnya, ia tidak pernah mengalami kesurupan. Anehnya saat ia tinggal di rumah mertuanya atau rumah orangtuanya sendiri, ia tidak mengalami kesurupan.
Setelah kami terapi dengan metode ruqyah syar’iyyah, ia merasakan perubahan yang lebih baik sejak terapi pertama. Meskipun ia masih mengalami kesurupan, tapi intensitasnya berkurang. Lalu kami menyarankan untuk meruqyah rumah yang ditempatinya sekarang, di samping ruqyah untuk dirinya. Dan alhamdulillah, setelah ia menjalani terapi ruqyah beberapa kali, kondisinya semakin membaik. Kehidupannya perlahan normal kembali.
2. Pingsan
Pingsan artinya tidak sadarkan diri atau tidak ingat, tapi bukan berarti hilang ingatan atau gila. Beberapa orang yang pernah cerita ke Klinik Ghoib, mereka pernah mengalami gangguan jenis ini. Sebelum pingsan, biasanya ia merasa seperti ada sinar di depan matanya. Lalu masuk ke jasadnya, setelah itu ia tidak teringat lagi. Dan ada juga yang melihat seperti bayangan hitam menghampirinya, setelah itu ia tidak tahu lagi apa yang terjadi.
Sebagian mereka ketika dilakukan terapi ruqyah, ada yang bereaksi keras. Tapi ada juga yang tidak menunjukkan reaksi yang berarti, ia merasa lebih tenang dan lebih bisa mengontrol diri. Dengan membaca dzikir perlindungan yang kami berikan, gangguan yang mereka rasakan selama ini hilang, alhamdulillah.
3. Kepanasan
Apabila kita berada di rumah yang sempit, sirkulasi udaranya tidak baik dan cuaca di luar juga sangat panas, lalu kita merasa kepanasan saat berdiam di rumah, itu wajar. Apalagi jika tidak ada kipas angin atau pendingin ruangan.
Kepanasan yang kita maksud di sini bukan karena faktor-faktor di atas. Ada factor x yang membuat penghuni rumah itu tidak betah dan terasa panas. Terkadang rumah tersebut masuk dalam kategori rumah mewah, tinggi, besar dan lebar, dan halamannya juga luas. Sirkulasi udara cukup bagus, bahkan ada beberapa AC di masing-masing ruangan. Tapi anehnya si penghuni rumah masih kepanasan.
Weni (33), nama samaran seorang karyawati di Bekasi. Ia pernah datang ke Klinik Ghoib untuk berkonsultasi sebelum diruqyah. Sudah hampir lima tahun lamanya ia mengalami gangguan aneh. Keanehan itu sangat ia rasakan ketika ada di rumah.
Hampir bisa dipastikan, setiap menjelang Maghrib badannya terasa panas, terutama di bagian punggung. Anehnya, apabila waktu Maghrib telah lewat, panas itu berangsur hilang. Begitu waktu Isya’ datang, panasnya sirna. Anehnya, perasaan itu hanya dia yang merasakan, anggota keluarga lainnya tidak. Yang semakin aneh, saat ia bermalam di rumah temannya atau saudaranya yang lain, ia tidak merasakan panas sebagaimana ia di rumah.
4. Susah Tidur
Sekilas tidak ada kaitannya antara susah tidur dengan ulah syetan. Untuk apa syetan mengganggu orang yang mau tidur, apa syetan kurang pekerjaan? Jawabannya, jika ia susah tidur di malam hari, maka di pagi harinya ia akan telat bangunnya. Kalau dia telat bangunnya (kesiangan), otomatis shalat shubuhnya lewat. Kalaupun ia memaksakan diri untuk bangun pagi, aktivitasnya akan terganggu, stamina tidak vit, dan kesehatannya terganggu karena ia kurang tidur atau istirahat.
Andre (30), bukan nama sebenarnya. Ia seorang pemuda yang secara fisik sehat, badannya kekar dan berbodi atlitis. Saat datang untuk melakukan terapi ruqyah syar’iyyah di Klinik Ghoib, ia bercerita seputar gangguan yang dialaminya. Yaitu susah tidur. Dampakknya, banyak kegiatannya terbengkalai.
Biasanya ia baru bisa tidur saat waktu menjelang Shubuh. Dan bangunnya pun bakda Zhuhur. Awalanya ia hanya meninggalkan shalat Shubuh karena kesiangan. Tapi setelah itu ia juga meninggalkan shalat lainnya. Bahkan kata orangtuanya, hampir setahun lamanya ia tidak lagi melaksanakan shalat wajib lima waktu.
Saat menjalani ruqyah pertama, ia langsung tertidur seraya mendengkur ketika bacaan ruqyah dikumandangkan. Ia tidak merasakan apa-apa, karena tertidur lelap. Tapi saat ruqyah kedua, ia langsung merasa mual, lalu memuntahkan cairan merah menyerupai darah. Dan saat ruqyah yang ketiga, ia hanya muntah-muntah biasa. Dadanya pun sudah terasa enteng, dan shalat wajibnya sudah mulai ia aktifkan lagi. Alhamdulillah.
5. Tindihan
Masih seputar ragam gangguan saat tidur di rumah. Yaitu gangguaan yang berupa tindihan atau rep-repan. Menurut kamus Bahasa Indonesia, namanya yang benar adalah ketindihan. Arti dari ketindihan adalah jika seseorang tidak dapat bergerak dan merintih-rintih (ketika tidur).
Berdasarkan cerita dari para pasien. Ketindihan itu ada yang terjadi saat orang baru mau tidur. Tiba-tiba ia merasa seperti ada satu sosok atau lebih yang mendatanginya lalu menindih atau menghimpitnya. Dan ada pula yang pernah mengalami ketindihan saat ia tidur lelap. Tiba-tiba ia merasa ada yang menindih dadanya, ia merasa sesak, dan sulit untuk melepaskan diri. Semakin kuat ia meronta, semakin kuat pula himpitan yang ada.
Tak jarang akhirnya para penderita gangguan ini insomnia (penyakit susah tidur). Setiap ia hendak memejamkan mata, terbayang olehnya sosok-sosok menakutkan yang akan datang menindihnya. Akhirnya ia dihantui trauma dan ketakutan yang membuatnya gelisah setiap malam. Syetan mengacaukan siklus tidurnya, agar aktifitas dan ibadahnya terganggu.
6. Susah Bangun Shubuh
Bagi sebagian orang, bangun shubuh atau lebih awal darinya adalah suatu yang mudah. Karena ia telah membiasakan diri untuk bangun pada waktu itu. Tapi bagi sebagian lain, bangun shubuh adalah masalah serius dan pelik. Bahkan ada yang menganggap bangun Shubuh adalah mustahil baginya. Kasus orang yang suka bangun kesiangan pernah diangkat di hadapan Rasulullah. Dan Rasulullah menjelaskan bahwa itu adalah bagian dari gangguan syetan.
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Telah disebutkan di sisi Rasulullah perihal orang yang tidur lalu bangunnya kesiangan. Rasulullah bersabda, ‘Itu adalah orang yang kedua telinganya atau salah satunya telah dikencingi syetan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berkaitan dengan hadits di atas, Imam ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata, “Para ulama’ berbeda pendapat dalam memahami kencingnya syetan. Imam al-Qurthubi dan sebagian ulama’ lainnya berpendapat bahwa makna hadits itu dipahami secara tekstual, “Syetan benar-benar kencing di telinganya”. Karena hal itu bisa saja terjadi dan tidak mustahil adanya. Sebab Rasulullah sendiri juga perbah memberitahukan bahwa syetan juga makan dan minum serta menikah, maka mungkin saja mereka juga kencing”.
“Sedangkan sebagian ulama’ lainnya berpendapat bahwa informasi Rasulullah itu adalah sebuah kiasan, yang maksudnya syetan telah menutup kedua telinganya atau salah satunya sehingga ia tidak mendengar suara adzan (Shubuh). Ada juga yang berpendapat bahwa syetan telah menguasainya sehingga dengan mudahnya ia menjadikan mangsanya tersebut sebagai toilet untuk buang air. Karena biasanya ekspresi orang untuk menghinakan orang lain adalah dengan mengencinginya.” (Fathul Bari: 3/ 28).
7. Linglung
Linglung adalah lupa segala-galanya, karena bingung atau terlalu asyik memikirkan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 675). Termasuk ragam gangguan syetan di rumah adalah menjadikan penghuninya linglung. Secara tiba-tiba ia mengalami perubahan drastis dalam berfikir, akhirnya mengganggu tugas atau menyelesaikan pekerjaan yang jadi tanggungannya.
Suatu hari Klinik Ghoib pernah kedatangan satu keluarga yang datang dengan mengendarai mobil. Keluarga itu terdiri dari seorang suami, istri dan dua anak yang masih balita. Bersama mereka seorang gadis yang usianya masih belia. Delapan belas tahunan, kira-kira usia gadis itu.
Lelaki paruh baya yang tampak berwibawa itu bercerita bahwa sudah beberapa hari ini, pembantunya bertingkah aneh. Ia menjadi seperti orang linglung, yang akhirnya sering salah dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya.
Dia pernah disuguhin secangkir kopi panas oleh pembantunya. Sewaktu diminum, kopi itu terasa asin rasanya, bahkan sangat asin. Ketika dikonfirmasikan ke pembantunya, si pembantu merasa yakin bahwa yang dicampurkan ke kopi tersebut adalah gula bukan garam. Tapi setelah dicek kembali ke dapur, ternyata si pembantu salah mengambil. Saat ia disuruh belanja ke pasar juga begitu, terkadang salah beli barang. Bahkan suatu saat ia pernah nyasar, saat pulang dari pasar. Padahal ia sering bulak-balik ke pasar.
Saat diterapi, reaksinya cukup kuat. Bahkan jin yang ada di dalam tubuhnya sempat berbicara bahwa ia senang pada gadis tersebut. Setelah dilakukan terapi yang ketiga kalinya, alhamdulillah kondisi kejiwaannya pulih seperti sediakala. Ma syaalloh, syetan memang licik.
8. Bengong
Bengong adalah sikap orang yang terdiam atau termenung seperti kehilangan akal (karena heran, sedih dan sebagainya). (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 133). Kalau ada orang yang sering bengong, termenung sendiri, larut dalam lamunan tanpa sebab yang jelas, maka itu adalah kondisi kejiwaan yang sangat mengganggu pelakunya atau orang yang ada di sekitarnya.
Ibu Yanti (43), nama samaran seorang ibu rumah tangga yang pernah mengeluhkan perubahan sikap anaknya yang drastis di Klinik Ghoib. Anak gadis satu-satunya yang biasanya periang dan luwes dalam bergaul, tiba-tiba berubah menjadi pendiam dan suka mengurung diri di kamar. Ia sudah beberapa kali datang dan konsultasi ke psikiater, namun hasilnya nihil.
Akhir-akhir ini, malah anaknya sering tidak pulang ke rumah. Ia bilang kalau dirumah bawaannya sumpek dan bete. Anehnya kalau menginap di rumah temannya atau kerabatnya yang lain, ia bisa ceria dan banyak bicara sebagaimana watak aslinya. Bahkan dua bulan belakangan ini, ia tinggal di rumah pamannya, dan ia merasa enjoy dan nyaman.
Saat diterapi ruqyah, reaksinya cukup keras. Ia sempat muntah beberapa kali. Dan kepalanya yang tadinya terasa berat berubah menjadi ringan. Ia merasa seakan baru terlepas dari himpitan yang berat memenuhi relung-relung batok kepalanya. Dan setelah terapi yang pertama itu, ia sudah menemukan jati dirinya yang asli.
9. Emosional
Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 298). Orang yang emosional adalah orang yang penuh emosi. Bila ada masalah sedikit yang menyinggung perasaannya, melukai hatinya, mengurangi haknya atau hak orang yang dicintainya, maka gampang naik pitam lalu segera meluapkan kemarahan dan kekesalannya.
Ada beberapa pasangan suami istri (Pasutri) yang mengadu ke Klinik Ghoib. Ada suami yang mengeluhkan perubahan sikap istrinya yang gampang tersinggung dan mudah marah atau emosi. Pelayanannya ke suami tidak lagi selembut dan semesra yang dahulu. Begitu juga istri, ada yang mengeluhkan suaminya sekarang berubah menjadi kasar, ringan tangan dan emosional.
Dan dari beberapa kasus rumah tangga yang ada tersebut, ada di antara mereka yang baru menemui kasusnya saat pindah ke rumah baru, atau terasa beberapa hari setelah menemukan benda aneh di rumah tinggalnya.
Pak Jr. misalnya, nama inisial dari bapak yang baru punya anak satu. Ia pernah curhat tentang sifat istrinya yang berubah semenjak pindah rumah ke Jakarta. Semula mereka tinggal di luar Jawa. Lalu ia dimutasi oleh pihak kantornya ke daerah pinggiran Ibu kota, Jakarta.
Istrinya yang dahulunya lembut dan romantis, berubah menjadi kasar dan suka membantah perintahnya. Ada kesalahan sedikit saja yang dilakukan oleh si buah hati, ia langsung main tangan dan mendampratnya. Padahal dahulunya ia ibu yang penyabar dan penyayang. Sebagai suamipun ia sering menjadi sasaran luapan emosinya. Menurut para tetangga, rumah yang ditempatinya itu memang seram.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya marah itu dari syetan. Dan sesungguhnya syetan itu diciptakan dari api. Dan sesungguhnya api hanya bisa dipadamkan dengan air. Apabila salah seorang dari kalian sedang marah, hendaklah ia berwudhu.” (HR. Abu Daud).
10. Ketidakharmonisan
Setiap Pasutri pasti menginginkan keharmonisan dalam rumah tangganya. Suasana romantis dan harmonis saat pengantin baru, terus menyelimuti kehidupan keluarga. Tapi seringnya kenyataan tidak sesuai harapan. Kalau penyebab ketidakhormaonisan itu adanya orang ketiga, kita bisa menyelesaikan secara kekeluargaan. Tapi kalau penyebabnya syetan, apa solusi yang harus kita lakukan. Beberapa pasien Klinik Ghoib pernah mengalami gangguan jenis ini. Rumah tinggal mereka ibarat neraka kecil.
Kebanyakan kita kurang paham akan adanya campurtangan syetan sebagai biang perusak mahligai rumah tangga. Padahal Rasulullah sudah memberi warning kita. “Sesungguhnya Iblis membangun singgahsananya (‘arsy) di atas air. Dari situlah ia menyebar para tentaranya. Dan tentara yang posisinya (pangkat) paling dekat dengannya adalah yang paling dahsyat fitnahnya. kemudian di antara mereka ada yang melapor, ‘Saya telah melakukan fitnah ini dan itu’. Iblis menimpali, ‘Kamu belum melakukan apa-apa’. Lalu ada yang melapor, ‘Aku telah melakukan fitnah (pada manusia), dan aku telah memisahkan (menceraikan) antara suami dan istrinya’. Iblispun mendekatinya dan berkata, ‘Kamu yang paling hebat’.” (HR. Muslim dari Jabir bin Abdullah).
11. Perceraian
Setiap bahtera rumah tangga pasti terkena riak dan gelombang. Hanya saja, di antara mereka ada yang bisa mengatasi gelombang tersebut dengan baik. Perselisihan antar suami-istri yang ada tidak menjadi masalah yang berarti. Tapi banyak Pasutri yang akhirnya bercerai dan berpisah gara-gara cek-cok dan perselisihan yang muncul. Dan kalau kita amati, pemicunya adalah masalah sepele saja. Kasus perceraian telah banyak terjadi, apalagi di kalangan artis dan selebritis. Tapi banyak yang tidak tahu bahwa itu adalah pekerjaan utama Iblis. Klinik Ghoib telah menemukan kasus seperti ini.
Melalui hadits di atas, Rasulullah mengingatkan kita agar waspada terhadap sepak terjang Iblis dan tentaranya yang punya misi utama, menghancurkan mahligai rumah tangga, atau menceraikan suami dari istrinya. Karena putusnya tali pernikahan akan menimbulkan dampak negatif yang sangat banyak. Betapa banyak kenakalan remaja terjadi disebabkan keluarga yang berantakan (Brokend Home). Akhirnya mereka punya banyak pengikut.
12. Kejang-kejang
Kejang artinya kaku dan menegang, biasanya terjadi pada urat atau otot. Menurut ilmu kedokteran kejang adalah pengerutan otot yang berlebihan di luar kehendak. Ada yang disebabkan karena demam atau suhu panas badan yang sangat tinggi. Dan sakit yang berupa kejang ini disebut kekejangan.
Klinik Ghoib pernah menjumpai pasien yang kena kekejangan. Ia masih berumur balita. Menurut cerita orangtuanya, anak itu sejak lahir tidak pernah mengalami kekejangan. Gangguan itu muncul setelah ia menemukan benda aneh dan ganjil tergeletak di halaman rumahnya. Sudah beberapa malam, ibunya merasa ada ‘sosok asing’ yang nongkrong di halaman rumahnya. Anehnya ketika dilihat dari pintu atau jendela, orang tersebut tidak terlihat keberadaannya.
Orangtua si anak sudah beberapa kali periksa ke dokter, bahkan ke rumah sakit bagian spesialis saraf. Menurut hasil pemeriksaan para dokter ahli, anak itu tidak ada kelainan dalam saraf otak atau kepalanya. Sampai akhirnya ia mencoba pengobatan ruqyah syar’iyyah. Setelah beberapa kali melakukan ruqyah, anak tersebut mengalami kemajuan yang signifikan. Sampai akhirnya kekejangan anak tersebut tidak nampak lagi.
13. Rewel
Anak kecil menangis, uring-uringan, ngambek, rewel adalah hal yang wajar. Namanya juga anak-anak. Itulah cara mereka mengungkapkan perasaan yang ada. Apalagi kalau kondisi kesehatannya terganggu. Kedua orangtuanya bisa begadang semalam suntuk demi menunggui si buah hati. Tapi yang sering membuat jengkel orangtua adalah ngambek dan rewelnya anak tanpa adanya sebab yang jelas.
Tiba-tiba di tengah malam ia bangun dan menangis histeris, atau ia rewel dan ngambek tidak mau sekolah. Atau ia mengalami ketakutan yang berkepanjangan dan tak kunjung berakhir. Atau ia melakukan tingkah yang aneh dan ganjil sehingga memalukan serta mencemarkan nama baik orangtua.
Dan yang menambah kebingungan orangtua adalah, kalau sifat-sifat ‘negatif’ itu muncul di saat anak berada di rumah. Padahal kalau diajak keluar rumah, ia baik-baik saja. Seperti yang pernah dialami Darul (11), nama samaran dari seorang siswa di Depok – Jawa Barat. Orangtuanya pernah bercerita langsung di Klinik Ghoib, tentang perubahan sifat dan sikap anaknya yang drastis akhir-akhir ini.
Kasus itu mengingatkan kami pada kisah yang pernah terjadi di zaman Rasulullah. Beliau pernah menjumpai seorang anak yang sedang berada di rumah istrinya, Ummu Salamah. Melihat tingkah anak yang aneh, rewel dan menangis terus menerus, Rasulullah menyuruh istrinya untuk meruqyahnya.
Sulaiman bin Yasar berkata, “Urwah bin az-Zubeir bercerita bahwa Rasulullah pernah masuk rumah istrinya, Ummu Salamah. Dalam rumah tersebut ada seorang anak yang sedang menangis. Mereka menduga bahwa anak itu terkena penyakit ‘ain (akibat pandangan mata jahat). Urwah berkata, ‘Lalu Rasulullah bersabda, ‘Kenapa kalian tidak meruqyahnya dari penyakit ‘ain yang dideritanya’.” (HR. Malik).
Itulah termasuk ragam gangguan syetan di rumah yang sering terjadi. Apabila salah satu dari ragam gangguan itu, atau sebagiannya terjadi di rumah atau kantor Anda. Maka jangan terlalu panik, dan jangan menggunakan cara perdukunan untuk menanganinya.
Dalam al-Qur’an, Allah (Penguasa Jin/ syetan dan Manusia) telah berpesan kepada kita semua, “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200).
Bagaimana caranya kita berlindung kepada Allah secara benar, sesuai syari’at Islam. Rasulullah telah menjelaskan kepada kita cara berlindung yang benar jika ada syetan yang mengganggu kita atau mengganggu rumah yang kita tempati. Yaitu terapi Ruqyah Syar’iyyah. Terapi praktis yang islami dan aman dari unsur kesyirikan.

sumber : http://majalahghoib.blogspot.com/

INDIKASI ORANG YANG TERKENA GANGGUAN JIN / SIHIR

• Malas beribadah, sering lupa rokaat sholat
• Emosional / Temperamen tinggi
• Sering mimpi buruk
• Imsomnia / sulit tidur
• Was was, cemas, paranoid / ketakutan
• Bisa melihat jin
• Sulit mendapat jodoh
• Dihantui kematian
• Perubahan perasaan dari biasa biasa saja menjadi cinta dan berlebihan / sebaliknya
• Ada bisikan – bisikan
• Nafsu yang berlebihan
• Dan lain lain.

Ma’rifatul Jin (Berkenalan dengan Jin)

Oleh: Hasan Bishri, Lc. (Praktisi Ruqyah Syar’iyyah di Klinik Ghoib. 021-380 2239, 7037 4645

Bismillah wal Hamdulillah, was sholatu was salamu ‘ala Rosulillah. Amma ba’du.

Muqoddimah
Jin adalah makhluk ghoib yang keberadaannya tersembunyi, tidak terlihat oleh mata kita. Sesuai dengan nama yang telah diberikan Allah kepadanya, yaitu Jin. Yang berasal dari kata, “Janna-Yajunnu“ yang artinya tersembunyi atau tertutup. Sehingga jika kita mau berkenalan dengan mereka, kita perlu perantara penghubung (mediator). Dan dalam masalah seperti ini tidak ada penghubung yang paling tepat, selain Rasulullah.
Allah telah berfirman, “(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghib, Maka dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya”. (QS. Al-Jin: 26-27).

Urgensi Ma‘rifatul Jin
Menambah Pengagungan kita kepada Allah
Memposisikan Jin dalam kehidupan kita secara proporsional
Terhindar dari informasi yang menyesatkan
Selamat dari tipudaya syetan
Keimanan kita terhadap yang ghoib tidak salah

Eksistensi Jin
Allah telah berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56).
Di ayat lain, “Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia Telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al-An’am: 130).
Di surat lain, “Dan (Ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan Telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” (QS. Al-Ahqof: 29).

Idiologi Jin
Allah berfirman, “Dan Sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu benar-benar Telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, Maka mereka menjadi kayu api bagi neraka jahannam.” (QS. Al-Jin: 14-15).
Allah telah berfirman, “Dan Sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS. Al-Jin: 11).

Iblis termasuk Jin
Allah berfirman, “Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, lalu ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Kahfi: 50).
Hasan al-Bashri dan Imam Szafi‘i berkata, “Iblis adalah nenek moyang jin, sebagaimana Adam nenek moyang manusia. Ia bukan termasuk malaikat.“

Ifrit dan Syetan termasuk Jin?
Allah berfirman, “Berkata 'Ifrit dari golongan jin: ‘Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya’.” (QS. An-Naml: 39).
Allah berfirman, “Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al-An’am: 112).

Makanan Jin
Rasulullah bersabda, “Apabila kalian makan, hendaklah makan dengan tangan kanannya. Dan apabila minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena syetan jika makan dan minum mereka menggunakan tangan kiri. ” (HR. Muslim).
Ibnu Mas‘ud berkata, Rasulullah bersabda kepada sekelompok jin, “Bagi kalian, setiap tulang yang jatuh di tangan kalian yang dibacakan nama Allah padanya lebih lezat daripada daging.” (HR. Muslim).

Jin Bisa Mati
Rasulullah berkata dalam do‘anya, “Aku berlindung kepada Kemuliaan-Mu yang mana tiada Tuhan selain Engkau, yang tidak akan mati sedangkan jin dan manusia akan mati. ” (HR. Bukhari, no. 6835 dari Ibnu Abbas).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di Madinah ini ada sekelompok jin yang telah masuk Islam. Barangsiapa yang melihat satu dari Awamir tersebut, maka usirlah sebanyak tiga kali. Setelah itu, jika masih nampak lagi, maka bunuhlah karena ia adalah jin kafir (syetan).” (HR. Muslim, no. 4151).
Allah berfirman: "Apa yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Iblis menjawab, “Aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena tidak sepatutnya kamu menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.“ (QS. Al-A’raf: 12-15).

Jin Bisa Dilihat Manusia?
Allah berfirman, “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia tAllah menegaskan, “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia Telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami Telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf: 27).
Rasulullah bersabda, “Jika kalian mendengar lolongan anjing dan ringkikan kuda di malam hari, maka berlindunglah kepada Allah. Karena mereka sedang melihat apa yang tidak kalian lihat.” (HR. Abu Daud).
Imam Syafi’i rahimahulloh berkata, “Barangsiapa yang mengaku dirinya bisa melihat jin (dalam bentuk aslinya), maka kami tolak kesaksiannya kecuali kalau dia seorang nabi.” (Kitab Fathul Bari: 4/ 489).

Jin Bisa Menampakkan Diri
Rasulullah bersabda, “Ular-ular itu adalah bentuk kutukan jin, sebagaimana kaum bani Israil yang telah dikutuk Allah menjadi kera-kera dan babi-babi.” (HR. Ibnu Hibban dan Tharani dan dishahihkan Syekh al-Albani, no. 1824).
Cerita tentang penampakan jin disampaikan ke Umar bin Khattab, dia berkata, “Sesungguhnya seseorang tidak bisa merubah bentuk dari bentuk asli ia diciptakan Allah menjadi bentuk yang lain, tapi mereka punya tukang-tukang sihir seperti tukang-tukang sihir kalian. Apabila kalian melihat penampakan mereka, maka kumandangkanlah adzan.“ (HR. Ibnu Abi Szaibah, dan Imam Ibnu Hajar menyatakan sanadnya shahih/ Kitab Fathul Bari: 6: 344).
Syekh Ibnu Taimiyah rahimahulloh berkata, “Jin itu bisa berubah bentuk menjadi bentuk manusia, hewan seperti ular, kalajengking, onta, sapi, kambing, kuda, bighal, keledai, burung dan yang lainnya. (Kitab Risalah Jin: 32).

Singgasana Jin
Jabir bin Abdullah berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya singgahsana Iblis itu di lautan, dari situ ia mengutus balatentaranya untuk menggoda manusia. Tentara yang paling tinggi derajatnya di sisinya adalah yang paling dahsyat godaannya.” (HR. Muslim, no. 5031).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kamar kecil ini dihuni jin. Jika kalian masuk toilet, maka bacalah do’a; ‘Ya Allah, sesungguhnza aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan syetan laki-laki dan syetan perempuan’.” (HR. Abu Daud dan Ahmad, dari Zaid bin Arqom).

Jin Bisa Merasuki Manusia
Allah berfirman, “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS. Al-Baqarah: 275).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya syetan mengalir dalam diri anak Adam melalui peredaran darah.” (HR. Muslim).

Cara Menghalau Gangguan Jin
Allah berfirman, “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya syetan akan kabur dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah.” (HR. Muslim).

Penutup
Allah berfirman, “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan kami Telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 26-27).

sumber : http://majalahghoib.blogspot.com/

Apakah Jin Bisa Dilihat, Diburu, Ditangkap lalu Dibotolin

Apakah Jin Bisa Dilihat, Diburu, Ditangkap lalu Dibotolin
Bismillah wal Hamdulillah, was sholatu was salamu ‘ala Rasulillah

Muqoddimah
Jin adalah makhluk ghoib yang diciptakan Allah dari api dan keberadaannya tersembunyi, tidak terlihat oleh mata kita (manusia). Sesuai dengan nama yang telah diberikan Allah kepadanya, yaitu Jin. Yang berasal dari kata, “Janna-Yajannu“ yang artinya menutup/ menyembunyikan. (Kamus al-Munawwir: 215)
Allah berfirman, “Ketika malam telah menutupinya (gelap), dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” (QS. Al-An’am: 76).

Hanya Allah yang Mengetahui
Dunia jin adalah dunia ghoib, dan tidak ada yang paling mengetahui tentang karakter dan kehidupan mereka selain Allah. Muhammad sebagai manusia pilihan dan utusan mengetahui hal yang ghoib sebatas informasi yang didapatkan dari Allah melalui wahzu yang dia terima.
Al-Qur‘an menegaskan, “Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib, kecuali Allah." (QS. An-Naml: 65).
Di ayat lain Rasulullah diperintahkan, “Katakanlah: ‘Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghoib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” (QS. An-Naml: 65).

Bukti Eksistensi Jin
Meskipun jin itu makhluk yang tersembunyi, wujud aslinya tidak bias dilihat oleh mata, namun kita harus percaya bahwa mereka ada. Dan itu masuk bagian dari iman kepada yang ghoib. Allah telah menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana Dia menciptakan manusia.
Allah berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 26-27).
Allah telah berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(QS. Adz-Dzariyat: 56).

Jenis Sosok Jin
Jin itu tidak hanya satu jenis, tapi ada banyak jenisnya. Kita bias mengetahui keberagaman mereka melalui sabda Rasulullah berikut ini.
Dari Abu Tsa‘labah al-Khosyani berkata, Rasulullah bersabda, “Jin itu ada tiga jenis; Ada yang bersayap dan terbang di udara, dan ada yang berjenis ular dan kalajengking, dan ada yang menetap atau berpindah-pindah.” (HR. Thabrani dan al-Hakim dengan sanad yang shahih, dan dinyatakan shahih oleh Syekh al-Albani, lihat Kitab Shahihil Jami‘ as-Shaghir: 3/ 85).

Idiologi Jin
Apa agama dan kezakinan jin? Meskipun tujuan diciptakan mereka untuk ibadah kepada Allah, tapi kenyataanya tidak semua jin taat dan mau menyembah Allah. Seperti halnya manusia. Agama jin juga berbeda, aliran keyakinan mereka juga berbeda-beda. Ada yang muslim, ada yang kafir. Ada yang shalih, ada yang thalih (suka bermaksiat).
Allah telah berfirman, “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih, dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS. Al-Jin: 11).
Allah berfirman, “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api (bahan bakar) bagi neraka Jahannam.” (QS. Al-Jin: 14-15).

Manusia Bisa Melihat Jin?
Apakah manusia bias melihat wujud jin dalam bentuk aslinya? Mari kita tanyakan kepada Allah, karena Dialah yang paling paham akan keterbatasan jin dan manusia. Namun jika jin dalam wujud tidak aslinya, dalam penampakan alias telah berubah menjadi bentuk tertentu, maka kita bisa melihat mereka. Hanya saja sebagian hewan bias melihat jin dalam wujud aslinya, seperti yang dikabarkan Rasulullah berikut.
Allah berfirman, “…Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan syetan-syetan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf: 27).
Rasulullah bersabda, “Apabila kalian mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari (kejahatan) syetan. Karena ia telah melihat syetan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah bersabda, “Jika kalian mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai di malam hari, maka berlindunglah kepada Allah. Karena mereka sedang melihat apa yang tidak kalian lihat.” (HR. Abu Daud, no. 5103).
Imam Syafi’i rahimahulloh berkata, “Barangsiapa yang mengaku dirinya bisa melihat jin (dalam bentuk aslinya), maka kami tolak kesaksiannya kecuali dia seorang nabi.” (Kitab Fathul Bari: 4/ 489).

Jin Bisa Kita Buru?
Jin jahat (Iblis dan syetan) adalah musuh manusia. Oleh karena itu kita tidak usah disibukkan diri dengan memburu dan mengejar mereka untuk kita karantina atau kita binasakan. Kalau bisa jangan berharap bertemu dengan syetan jin. Mohonlah kepada Allah agar terhindar dari kejahatan mereka. Namun jika mereka menyerang dan mengganggu kita, maka kita harus melawan dan jangan takut, karena Allah bersama senantiasa kita.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal: 45).
Allah berfirman, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu). Karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6).
Dalam suatu hadits Rasulullah berpesan, “Wahai manusia, janganlah kalian berharap ketemu musuh, dan mohonlah kepada Allah perlindungan darinya. Tapi jika kalian bertemu mereka, maka bersabarlah (berteguh hati). Ketahuilah bahwa surga itu di bawah kilauan pedang.” (HR. Bukhari dari Salim).

Jin Bisa Ditangkap?
Rasulullah tidak pernah menyuruh kita untuk berburu jin dan menangkapnya. Karena itu bukan wewenang kita. Jin itu makhluk ghoib, bagaimana kita akan menangkap hal yang ghoib. Dalam wujud aslinya, jin tidak bisa kita tangkap. Tapi jika mereka menampakkan diri atau menyerupai sesuatu, maka kita bias menangkapnya. Sebagaimana yang pernah dilakukan Abu Hurairah, Abu Ayyub al-Anshari, dan Mu’ady bin Jabal. Pada suatu hari, Rasulullah bercerita kepada para shahabatnya, "Sesungguhnya Ifrit dari golongan jin tadi malam telah datang kepadaku untuk mengganggu shalatku. Dan Allah memberiku kemampuan sehingga aku bisa menangkapnya. Aku berkeinginan untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid, agar di pagi harinya kalian semua bisa melihatnya. Hanya saja saya ingat do'a saudaraku Sulaiman, "Ya Tuhanku anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang juapun sesudahku. (QS. Shad: 35)" Abu Hurairah berkata, "Lalu Rasulullah melepasnya dalam keadaan hina'." (HR. Bukhari dan Muslim).
Prof. Dr. M. Quraish Shihab berkata, “Apabila jin berubah bentuk, maka Anda dapat menangkap dan membunuhnya, karena pada saat seperti itu, ia tidak dapat berlepas diri dari hukum alam yang berkaitan dengan manusia. Itulah sebabnya, saat Rasulullah diganggu oleh jin yang berbentuk manusia, beliau bermaksud menangkap dan mengikatnya di tiang masjid agar dapat dilihat orang banyak.” (Buku; Yang Tersembunyi: 46-47, dan dia menukil penjelasan Syekh M. Mutawalli Sya‘rawi dalam Kitab as-Sihru wal Hasad).

Jin Bisa Dibotolin?
Kalau secara hukum syari’at Islam, jin dalam wujud aslinya tidak bisa dilihat manusia, bagaimana kita akan memburu dan menangkap serta memasukkannya ke botol. Itu hanya bualan mereka yang terinspirasi dari kisah Aladin dan legenda lampu ajaibnya. Yang mana kisahnya, jin yang dalam lampu itu bisa dipanggil dan dimintai bantuan. Yang bisa menangkap, memenjarakan, menghukum jin hanyalah Allah.
Rasulullah bersabda, “Apabila telah datang bulan Ramadhan, dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syetan-syetan dibelenggu.” (HR. Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya semalam syetan hendak menggangguku saat aku menyusuri bukit. Di antara mereka ada yang membawa obor-obor untuk membakar wajahku. Lalu malaikat Jibril mendatangiku dan menyeru, ‘Hai Muhammad, bacalah!: A‘udzu bi kalimatillahit tammati lati la yujawizuhunna barrun wa la fajir min syarri ma kholaqo wa dzaro-a wa barok...“. Ketika aku selesai membacanya, obor-obor mereka padam, dan Allah-pun mengalahkan mereka.” (HR. Ahmad).
Abu Sa‘id al-Khudri berkata, “Adalah Rasulullah selalu beristi‘adzah dari kejahatan mata Jin dan kejahatan mata manusia. Ketika telah turun surat al-Mu‘awwidzatain, beliau lebih suka membaca dua surat tersebut dan meninggalkan yang lainnya.” (HR. Tirmidzi, dan dihasankannya).

Tujuan Jin (syetan) Menggoda manusia?
Untuk Apa syetan mengganggu manusia? Jawabannya tidak lain tidak bukan, hanyalah ingin menyesatkan kita dari jalan yang benar, yang kelak Iblis bisa punya teman yang sebanyak-banyaknya dalam neraka Jahannam yang telah dijanjikan Allah
Allah mengabarkan, “Dan syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa‘: 60).
Di surat lain, Iblis berkata, "Demi Keagungan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya”. (QS. Shad: 82).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya syetan telah berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi Keagungan-Mu, aku akan terus-menerus menggoda hamba-hamba-Mu selama roh mereka berada dalam jasad mereka (masih hidup)…” (HR. Ahmad dan Hakim).

Cara Aman Melawan Syetan
Masing-masing agama punya cara tersendiri untuk mengusir atau menghilangkan gangguan jin jahat (syetan). Namun kita sebagi ummat Islam tidak boleh memakai cara lain. Kita harus komitmen terhadap ajaran dan tuntunan Islam. Kita bangga jika menggunakan konsep sendiri, karena itulah konsep yang benar, yang lainnya salah.
Allah berfirman, “Dan jika kamu ditimpa suatu godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200).
Rasulullah bersabda, “Seorang hamba tidak bisa menjaga dirinya dari kejahatan syetan kecuali dengan dzikrulloh.” (HR. Tirmidzi, dan dinyatakan sebagai hadits hasan shahih).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya syetan akan kabur dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah.” (HR. Muslim).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kamar kecil ini dihuni jin. Jika kalian masuk toilet, maka bacalah do’a; ‘Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan syetan laki-laki dan syetan perempuan’.” (HR. Abu Daud dan Ahmad, dari Zaid bin Arqom).
Umar bin Khattab berkata, “Sesungguhnya seseorang tidak bisa berubah dari bentuk asli yang diciptakan Allah menjadi bentuk yang lain, tapi mereka punya tukang-tukang sihir seperti tukang-tukang sihir kalian. Apabila kalian melihat penampakan mereka, maka kumandangkanlah adzan.” (HR. Ibnu Abi Syaibah, dan Imam Ibnu Hajar menyatakan sanadnya shahih/ Kitab Fathul Bari: 6: 344).

Penutup
Sesungguhnya yang paling paham akan karakter syetan adalah Allah sebagai Penciptanya. Yang paling tahu tentang apa saja yang membuat syetan takut, melemah, tidak betah, marah dan kabur hanyalah Allah.
Maka dalam hal ini kita tidak boleh mendahulukan prasangka, kira-kira atau informasi yang tidak valid, daripada berpedoman pada nash atau dalil yang ada. Agar kita tidak terjebak dalam tipu muslihat syetan, entah itu syetan jin maupun syetan manusia. Wallohu A‘lam bish Showab.

sumber : majalahghoib.blogspot.com